PTPN V Konversi Lahan Karet ke Sawit

JAKARTA, investor.id –Kepala Bagian Perencanaan Strategis PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V Ugun Untaryo mengungkapkan, pihaknya tengah mengurus izin-izin untuk perubahan komoditas. Pasalnya, BUMN perkebunan itu akan mengonversi lahan pertanaman karetnya menjadi kebun sawit. Perizinan yang dibutuhkan, kata dia, termasuk perubahan analisi mengenai dampak lingkungan (amdal).

“Kalau memang diperhitungkan lebih menguntungkan, kami memang akan mengonversi lahan karet menjadi sawit. Beberapa luasan sudah kami konversi. Saat ini, kami tengah melakukan pengurusan izin untuk perubahan komoditas. Rencananya, kami akan mengonversi lagi 2-3 ribu hektare (ha) kebun karet PTPN V menjadi kebun sawit,” kata Ugun usai acara Penyerahan Sertifikat ISPO dan Konferensi Auditor ISPO di Jakarta, Selasa (27/8).

Rencananya, lanjut Ugun, pengolahan lahan dan penanaman diharapkan bisa dimulai pada tahun 2020. Artinya, pada tahun 2021, luas kebun inti sawit PTPN V bakal bertambah sekitar 3 ribu ha.


“Secara teknis, sudah nggak ada masalah. Tinggal pengurusan izin ke Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), juga gubernur (pemerintah daerah). Memang, banyak yang harua diurus karena ini perubahan komoditas,” kata Ugun.

Menurut Ugun, saat ini, PTPN V memiliki luas areal sawit tertanam sekitar 83.759,15 ha. Hingga saat ini, kata dia, 66% areal sawit PTPN V telah bersertifikat ISPO, yakni 55.615,11 ha. Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) PTPN V tahun 2019 ditargetkan mencapai 600 ribu ton, dimana sekitar 300 ribuan ton diantaranya telah bersertifikat ISPO. Yakni, dihasilkan 12 PKS yang terintegrasi dengan kebun PTPN V.

“Tahun 2020, kami menargetkan seluruh areal PTPN V 100% bersertifikat ISPO,” kata Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V Jatmiko Krisna Santosa.

Sementara itu, lanjut Jatmiko, pihaknya tengah mengerjakan proyek pembangkit listrik biogas memanfaatkan POME.

“Satu unit di Terantam, kami jadwalkan mulai beroperasi bulan depan. Satu lagi di Sei Pagar kami targetkan bisa tahun depan. Kapasitasnya sekitar 800 KW hingga 1 MW. Untuk saat ini, dikonsumsi internal saja sudah habis,” kata Jatmiko.