Menristek Dorong PTPN Optimalkan Limbah Sawit Jadi Listrik

Pekerja melansir Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Pekanbaru, Riau, Rabu (20/3/2019).
Pekerja melansir Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Pekanbaru, Riau, Rabu

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU — Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mendorong PT Perkebunan Nusantara V untuk mengoptimalkan pengolahan limbah sawit menjadi tenaga listrik. Menurut dia, perusahaan dapat manfaat luar biasa karena listrik dihemat dan limbah punya nilai.

“Kalau ini semua limbah dikonversi menjadi gas maka akan ada potensi ketersediaan listrik wilayah sekitar, setidaknya masyarakat Kampar,” katanya di Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (6/3).

Bambang mengatakan hal tersebut usai meresmikan pemanfaatan listrik sebesar 700 kilowatt yang berasal dari pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Pabrik Kelapa Sawit milik PTPN V di Terantam, Kampar. Tenaga listrik ramah lingkungan yang dihasilkan PLTBg itu untuk mengoperasikan pabrik pengolahan kernel inti sawit Tandun yang berjarak sekitar empat kilometer dari lokasi pembangkit.

Pengembangan energi listrik terbarukan itu sendiri merupakan hasil kolaborasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan PTPN V.

Mantan menteri keuangan itu juga mengatakan jika selain memenuhi kebutuhan listrik perusahaan dan membantu mengatasi ketersediaan listrik di daerah terpencil terutama masyarakat yang bermukim di areal perkebunan sawit. Teknologi menyulap limbah sawit menjadi tenaga listrik juga menjadi jawaban permasalahan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat seperti cangkang sawit.

Selanjutnya, kata dia, ketersediaan listrik secara mandiri oleh PTPN V selaras dengan konsep circular ekonomi. PTPN V, kata dia dapat menekan biaya produksi, sementara limbah dapat diatasi sehingga daya beli tandan buah segar juga meningkat. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat juga atau tumbuh positif dan berbanding lurus dengan daya beli.

“Dan yang paling saya garis bawahi adalah aplikasi circularekonomi atau ekonomi yang tidak ada ujungnya. Karena yang kita pelajari selama ini yang konvensional akan berujung pada sesuatu yaitu limbah,” ujarnya.

“Apa yang dilakukan hari ini ekonomi tidak berhenti di sampah, sampah diolah jadi listrik, listrik dukung produktivitas sawit, produktivitas sawit meningkat, Masyarakat sejahtera, daya beli meningkat, dan limbah pun bermanfaat,” lanjutnya.

Untuk itu, Bambang mengapresiasi langkah PTPN V yang menurut dia berani mencoba berpetualang memanfaatkan teknologi bersama BPPT hingga menghasilkan listrik dari limbah sawit.

Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa menyampaikan bahwa perusahaan perkebunan plat merah itu terus berusaha menerapkan konsep sawit lestari, termasuk dalam pengelolaan limbah sawit baik cair maupun padat. Ia mengatakan saat ini produktivitas PTPN V telah melampaui perkebunan sawit milik negara di daerah lainnya, bahkan perusahaan sawit swasta sekalipun.

Namun, dia mengatakan memiliki masalah klasik yakni biaya produksi yang tinggi, sehingga dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber energi listrik dapat menjadi solusi yang akan terus dikembangkan di masa mendatang.

PLT Biogas Terantam merupakan proyek kedua di PTPN V, yang sebelumnya juga telah dibangun PLT Biogas pertama di lingkungan BUMN Perkebunan berlokasi PKS Tandun dengan daya 1,2 megawatt. Selanjutnya, Jatmiko tengah merencanakan membangun PLT Biogas ketiga di Sei Pagar, Riau.

sumber : https://republika.co.id/berita/q6tvw8368/menristek-dorong-ptpn-optimalkan-limbah-sawit-jadi-listrik