Ekspor Minyak Sawit Naik Sepanjang 2018, Biodiesel Paling Besar
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono mengatakan, ekspor minyak sawit (CPOdan turunannya) sepanjang 2018 mencapai 34,71 juta ton. Angka ini meningkat 8% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 32,18 juta ton.
“Ekspor meningkat 8%,” kata Joko dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Joko mengatakan, peningkatan yang paling signifikan secara persentase dicatatkan oleh biodiesel, yaitu sebesar 851% atau dari 164 ribu ton pada 2017, meroket menjadi 1,56 juta ton di 2018.
“Peningkatan ekspor biodiesel disebabkan Indonesia memenangkan kasus tuduhan anti-dumping biodiesel oleh Uni Eropa di WTO,” tambahnya.
Peningkatan ekspor juga diikuti oleh produk turunan CPO (refined CPO dan lauric oil) sebesar 7% atau dari 23,89 juta ton pada 2017 meningkat menjadi 25,46 juta ton di 2018.
Ekspor Olechmical juga mencatatkan kenaikan 16% menjadi 1,12 juta ton di 2018 bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 970 ribu ton. Sebaliknya untuk produk CPO membukukan penurunan sebesar 8% atau dari 7,16 juta ton pada 2017, menurun menjadi 6,56 juta ton di 2018.
“Penurunan ekspor CPO menunjukkan bahwa industri hilir sawit Indonesia terus berkembang, sehingga produk dengan nilai tambah atau produk turunan lebih tinggi ekspornya dibandingkan dengan minyak mentah sawit (CPO),” ucapnya.
Sementara, menurut pasar atau negara tujuan utama, secara tahunan menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini terjadi pada beberapa negara seperti China, Bangladesh, Pakistan, dan negara-negara Afrika dan Amerika Serikat.
“2018, China naik 18%, Amerika naik 3%, dan Bangladesh 18%. Pasar lainnya juga meningkat dengan volume ekspor 6,5 juta ton. Meningkatnya pasar ekspor lain berarti kita berhasil mendiversifikasi pasar tidak hanya tergantung pasar-pasar besar,”pungkasnya.
Follow Us!