Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Nilai Kratom Jadi Solusi Petani Karet dan Sawit
PONTIANAK – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menilai tumbuhan kratom dapat menjadi solusi dari masalah para petani karet dan sawit.
Sebelumnya ia menegaskan jika pemerintah sebaiknya juga tidak gegabah dalam mengambil kebijakan terkait kratom, terlebih banyak opini miring daripada tumbuhan yang diminati luar negeri tersebut.
“Intinya pemerintah jangan ambil kebijakan yang merugikan diri sendiri, yang merugikan negara, yang merugikan masyarakat karena keratom harus dilakukan penelitian yang mendalam dan final, jangan kebijakan diambil tanpa ada penilitian yang mendalam dan final,” kata Daniel, Minggu (16/03/2019).
“Kratom bisa menjadi barang strategis, karena dari literatur yang kami pelajari keratom sangat dibutuhkan masyarakat dunia selain untuk kesehatan, juga bisa menjadi obat yang efektif untuk para pecandu narkotika,” terangnya.
Diharapkannya, pemerintah tidak ambil kebijakan tanpa data, tanpa hasil yang justru merugikan Indonesia sendiri. Kratom misalnya, kata dia, jika bermanfaat untuk masyarakat dunia industri, bisa menjadi kekuatan Indonesia, baik bidang ekonomi maupun bidang kesehatan.
Terlebih dari kratom bisa menghasilkan triliunan devisa, meningkatkan pendapatan masyarakat di Kalbar.
“Bisa (petani beralih, red) perhektare kertom bisa menghasilkan Rp. 66 juta perbulan untuk petani, dibanding sawit yang hanya menghasilkan Rp. 3 juta perhektare, dibanding karet yang walaupun perkg Rp. 10 ribu, hanya menghasilkan Rp. 3 juta, anggap Rp. 20 ribupun, hanya menghasilkan Rp. 6 juta perhektare. Keratom bisa Rp. 66 juta perbulan perhektare,” katanya.
Sebagai pimpinan komisi, ia pun mengungkapkan sangat mendukung dan berharap juga diikuti dukungan kepala daerah khususnya Kalbar.
“Yang jelas-jelas narkoba dilarang, narkotika dilarang dibiarkan beredar, yang menimbulkan korban begitu banyak. Itu dulu diberantas, kertom yang gak ada masalah kenapa dilarang, fokus saja ke narkoba. Kita dorong Gubernur agar konsen ini (kratom, red), karena petani sebulan perhektare Rp. 66 juta, bayangkan jika ini berjalan dengan baik, Pak Midji sudah menyelesaikan 50 persen tugasnya sebagai Gubernur dalam rangka menurunkan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya.
Follow Us!