Kisah Inspiratif Karyawan PTPN V, 32 Tahun Menjunjung Tinggi Integritas dan Kejujuran
Pekanbaru – Udara dingin mengiringi langkah Julpan Siregar menerobos halimun tebal perkebunan sawit PT Perkebunan Nusantara V, Provinsi Riau. Mengendarai sepeda motor bebek bututnya, ia meneroka melintasi gelapnya subuh ke lokasi kerja.
Segudang tugas menunggu tangan terampil pria bertubuh kurus itu untuk diselesaikan. Seketika sampai di tujuan, ia segera mengikuti apel, kegiatan rutin di perkebunan kelapa sawit PTPN V yang dilakukan bahkan sebelum mentari muncul di ufuk timur.
Beranjak kerja sedini mungkin menjadi kebiasaan Julpan selama puluhan tahun. Tugas utamanya sebagai mekanik adalah memastikan seluruh peralatan mekanisasi dalam keadaan prima guna menunjang aktivitas perkebunan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero itu.
32 tahun sudah ia melakoni hal serupa. Kurus tubuhnya tak membatasi semangat membara Julpan untuk berkontribusi maksimal kepada perusahaan. Kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan melekat erat di sanubari pria 53 tahun tersebut.
Meski memasuki usia senja, Julpan masih begitu bugar. Semangatnya juga tetap berapi-api. Semuanya demi mempersembahkan yang terbaik bagi keluarga kecilnya.
Meski tampak tangguh, ia tetap tak mampu menahan butiran air mata kala mengenang perjuangan dia dan istri tercintanya membesarkan tiga buah hatinya. Seketika air mata memenuhi pelupuk mata kala mengisahkan beratnya perjuangan dan godaan mempertahankan kejujurannya.
Kerutan yang menggoreskan lembah-lembah tajam di kening kian tergambar sempurna kala pria paruh baya itu berusaha menahan dan menyeka tangis yang mulai berjatuhan.
Emosi pria paruh baya tersebut bercampur aduk saat bercerita melewati masa-masa sulit itu.
Ia percaya bahwa memegang teguh kesederhanaan harus menjadi tumpuan. Begitu juga keterbatasan sebaiknya tak dijadikan sebagai hambatan. Justru, kejujuranlah yang harus diutamakan.
Haru, bangga, dan bahagia jadi satu kala dia mampu mempersembahkan rezeki halal untuk dua putri dan seorang putra kesayangannya.
Pak Julpan, begitu ia dikenal. Julpan merupakan karyawan pelaksana PT Perkebunan Nusantara V di unit Kebun Berlian, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Sejak tahun 1990, ia mulai mengabdi dan mencurahkan tenaga serta pikiran PTPN V. Selama itu pula, bersama istri tercinta, Samsinar, mereka membangun mimpi dan merajut masa depan bagi yang layak bagi dua putri dan seorang putra kebanggannya.
Bagi Julpan, Kejujuran adalah segalanya. Kejujuran yang membuat hidupnya berjalan tenang. Kejujuran serta ketulusan dan keikhlasan yang mengantarkan tiga buah hatinya kini menjadi orang terpandang.
Untuk itu, dia tak pernah ragu mencurahkan dan menyiapkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anaknya, termasuk rezeki halal. Meskipun ia harus melakukan kerja ekstra sebagai kuli panggul, atau menjaja ikan di komplek perumahan karyawan.
“Saya tak ingin mereka seperti saya yang hanya tamatan SMA. Saya juga tidak mau mereka pernah hidup susah seperti saya,” katanya terbata.
Ia mengakui sebagai karyawan biasa tak mudah menyediakan pendidikan yang layak bagi ketiga buah hatinya. Mulai dari harus bekerja tambahan sebagai kuli panggul pupuk, berternak sapi, hingga harus berjualan ikan keliling ia jalani.
Tak jarang, dia harus menahan diri hanya untuk sekedar membeli pakaian demi menyiapkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Namun, seluruh jerih payahnya itu kini terbayar lunas. Anak pertamanya, Fitriani Dewi Siregar berhasil menempuh pendidikan sarjana hingga magister di Universitas Sumatera Utara. “Saat ini putri pertama saya telah jadi dosen di Universitas Medan Area. Dia juga sudah menempuh pendidikan sebagai pengacara” ucapnya bangga.
Prestasi yang sama juga ditorehkan putri keduanya, Yunita Eli Afni Siregar yang kini telah menyelesaikan pendidikan pasca sarjana dan saat ini bertugas sebagai perawat di Eka Hospital Jakarta.
“Dua anak saya telah menyandang gelar magister. Saya sangat bersyukur dan bangga dengan mereka. Lahir dan besar di keluarga sederhana, tak menjadi halangan untuk berprestasi dan membanggakan orang tua. Dan sekarang, putra saya yang ketiga, Ary Pradika Siregar sedang menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara,” ucapnya.
Keberhasilan Julpan membesarkan dan mendidik ketiga anaknya hingga menempuh gelar Pascasarjana membawa dia menjadi salah satu dari 40 karyawan PTPN V terbaik dan berhak menerima penghargaan dalam penyelenggaraan Awarding Night Golden Era of PTPN V.
Saat ini, Julpan mengaku bahwa PTPN V jauh lebih baik dibandingkan di awal dia berkarir. Perbaikan yang berlangsung selama tiga tahun terakhir membawa dampak besar dari segala sisi, terutama kesejahteraan karyawan. Kini, Julpan tak lagi harus menahan keinginan untuk memiliki sesuatu. Bahkan, satu unit mobil SUV baru terparkir di garasi kediamannya di komplek perkebunan unit Sei Berlian.
Dia berharap perbaikan yang berlangsung di PTPN V selama ini dapat berlanjut secara berkesinambungan sehingga kesejahteraan karyawan dan pendidikan anak-anak karyawan kian terjamin di masa mendatang.
CEO PTPN V, Jatmiko Santosa, mengaku terharu mendengar kisah Julpan. Menurut Jatmiko, sosok Julpan selayaknya dijadikan inspirasi bahwa memegang teguh kejujuran dan menempatkan integritas pada posisi tertinggi adalah bagian dari perjalanan untuk menuju kesejahteraan. Ia juga mengatakan bahwa perubahan itu tidak datang semata-mata tanpa perjuangan.
“Saat kejujuran di atas segalanya. Saat siapapun bisa sejahtera dengan cara yang halal. Terimakasih Pak Julpan Siregar dan keluarga karena telah menjadi inspirasi kita,” kata Jatmiko saat menyerahkan penghargaan kepada Julpan Siregar dan istrinya disela-sela penyelenggaraan Spectacular Night, Golden Era of PTPN V.
Follow Us!