Pasokan Terbatas, Harga Karet Naik ke US$ 155,2 Sen/Kg
Medan. Upaya buyer (pembeli) untuk meningkatkan stoknya mampu mendorong harga karet belakangan ini. Harga penutupan SICOM TSR20 pada 12 April 2019 untuk kontrak Mei 2019 berada pada posisi US$ 155,2 sen/Kg. Harga ini pun diperkirakan bakal terus naik karena berkurangnya pasokan karet di negara produsen, yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia.
“Secara iklim, tiga negara ini memang berada pada musim kemarau sehinggga kebun karet memasuki fase gugur daun,” kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Minggu (14/4/2019).
Dengan adanya kondisi pasokan terbatas, kata Edy, diperkirakan tidak lama lagi harga karet akan breakout dari US$ 160 sen/Kg. Begitupun, harga ini masih di bawah harga keekonomian, yakni US$ 189 sen/Kg.
Edy mengatakan, pasokan minim di negara produsen memang kerap terjadi ketika masuk fase gugur daun. Yang paling spesifik di Thailand. Ketika gugur daun memasuki fase daun muda, maka pada saat ini petani sebagian mulai libur menderes hingga fase berikutnya, diperkirakan 2-3 minggu. Berkurangnya produksi ini juga bertambah berat karena adanya libur tahun baru Thailand, Songkran Holiday, 13-15 April 2019. Pada periode ini petani libur tidak menderes.
Tidak jauh berbeda, produksi di Sumut saat ini juga sedang mengalami puncak penurunan produksi sampai akhir April. Karenanya pasokan akan otomatis berkurang.
Kata Edy, selain pasokan yang berkurang, kenaikan harga karet juga dipengaruhi pembatasan ekspor melalui skema AETS.
Follow Us!