Bila ada pertanyaan seputar website silahkan hubungi:[email protected]
Kelompok BUMN Agrobisnis Dibentuk Bertahap Selasa, 23 Maret 10 - oleh : Fazli H
CIKAMPEK, KOMPAS.com - Kelompok usaha atau holding yang memayungi seluruh badan usaha milik negara perkebunan akan dibentuk bertahap. Namun, pemerintah belum berani memastikan kapan pengelompokan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terwujud.
Apabila seluruh proses legal selesai, Kementerian Badan Usaha Milik Negara akan mengawali dengan membentuk holding induk yang fokus pada strategi investasi, pasar, dan keuangan. Induk BUMN perkebunan kemudian akan membentuk kelompok bisnis berdasarkan komoditas untuk lebih fokus menjadi andalan di sektor mereka.
Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan, dan Penerbitan, Agus Pakpahan mengungkapkan ini di Cikampek, Jawa Barat, Senin (22/3/2010).
Induk usaha akan menjadi kat alis bagi kelompok bisnis yang untung dan rugi dengan mekanisme insentif dan disinsentif guna mencegah muncul saling ketergantungan yang merusak. Sementara kelompok bisnis harus berjuang keras meningkatkan produktivitas, kualitas, dan penciptaan nilai tam bah produk yang mendorong pengembangan bisnis hilir.
"Mudah-mudahan untuk holding tingkat pertama (induk) bisa diselesaikan tahun ini. Tetapi nanti untuk menuju holding komoditas, yang akan mengerjakan adalah perusahaan induk yang akan kami dirikan ini," ujarnya.
BUMN perkebunan kini bernilai Rp 30 triliun. Rencana pembentukan holding perkebunan sudah mencuat sejak tahun 2007, namun belum terwujud karena terganjal perpajakan yang mensyaratkan semua perusahaan menetapkan nilai pasar wajar setiap aset yang akan dialihkan.
Selama 10 tahun, aset BUMN perkebunan belum pernah direvaluasi. Padahal aset BUMN perkebunan sebagian besar berada di kawasan primer, misalnya, kawasan kota atau jalan raya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Produksi PTPN VI Rafendi Sibagariang mengungkapkan, PTPN VI, PTPN VIII, PTPN XII, dan PT RNI mulai menanam 1.500 hektar dari rencana 10.385 hektar karet di Sarolangun, Jambi. Proyek kerja sama berbentuk hutan tanaman industri senilai Rp 350 miliar ini dibangun sampai tahun 2014.
Sumber : KOMPAS.com
PT Perkebunan Nusantara V - 2006
Powered by /a href=http://www.auracms.tk>auraCMS v1.62
Artikel adalah properti kontributor, kami tidak bertanggung jawab atas artikel
yang tampil di situs ini.