Bila ada pertanyaan seputar website silahkan hubungi:[email protected]
Indonesia dan Malaysia Siap Alihkan Ekspor CPO dari Eropa dan AS Selasa, 23 Maret 10 - oleh : Fazli H
JAKARTA-MI: Pemerintah Indonesia bersama Malaysia siap mengalihkan ekspor minyak sawit (CPO) mereka dari pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat kepada pasar-pasar lain atau untuk pemenuhan bahan bakar nabati (BBN) dalam negeri.
Hal itu akan ditempuh jika Eropa dan AS terus saja melakukan kampanye hitam menuduh perusahaan-perusahaan sawit asal Indonesia dan Malaysia telah melakukan perusakan lingkungan.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, Indonesia bersama Malaysia telah sepakat untuk tetap mengindahkan LSM lingkungan dunia Green Peace jika mereka tetap saja selalu melakukan klaim secara sepihak.
Kami ingin ada tim independen yang dipercaya kedua belah pihak, sehingga jika ada kekurangan-kekurangan kita akan perbaiki, ujarnya di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (19/3) lalu.
Pernyataan Suswono ini terkait dengan kian maraknya pemutusan kontrak pembelian CPO dari produsen sawit Indonesia akibat klaim sepihak yang dilakukan Greenpeace. Kasus paling anyar adalah kisruh pemutusan kontrak pembelian CPO PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) oleh Nestle Eropa.
Kasus ini menjadi yang kedua kalinya setelah sebelumnya Unilever menyatakan penundaan pembelian CPO SMART, juga akibat laporan sepihak yang dikeluarkan Greenpeace.
Menurut Suswono, jika sudah ada kajian bersama di mana Indonesia dan Malaysia pada dasarnya tidak merusak lingkungan, Indonesia-Malaysia akan mempertimbangkan untuk mengalihkan CPO untuk BBN jika Eropa dan AS terus saja menolak produk-produk CPO. Kedua negara, ujarnya, dinilai perlu melakukan itu lantaran saat ini Indonesia bersama Malaysia menjadi produsen 85% CPO dunia.
Kalau mereka tidak juga mengindahkan hasil rekomendasi itu, ya kita akan alihkan menjadi BBN dan mencari pasar baru, ujarnya. Rencananya, Indonesia dan Malaysia akan mengemukakan isu tersebut pada pertemuan dengan negara-negara Uni Eropa di Brussel, Mei mendatang.
Secara terpisah, Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan, pengalihan CPO menjadi BBN bisa menjadi solusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap pasar Eropa dan AS. Apalagi saat ini pasar eskpor CPO Indonesia pun juga telah bergeser. Ekspor CPO tidak lagi banyak ke Eropa, namun merambah ke pasar Asia, terutama China, India, dan Pakistan.
Selain itu, pengalihan itu akan sejalan dengan program biodiesel nasional yang saat ini tengah terus digalakkan. Saat ini kapasitas serapan CPO untuk BBN mencapai 2 juta ton. Kalau itu mau dijalankan, CPO akan banyak tersedot untuk kebutuhan di dalam negeri, ujarnya. (*/OL-02)
Media Indonesia
Penulis : Anindityo Wicaksono
Sumber : Media Indonesia
PT Perkebunan Nusantara V - 2006
Powered by /a href=http://www.auracms.tk>auraCMS v1.62
Artikel adalah properti kontributor, kami tidak bertanggung jawab atas artikel
yang tampil di situs ini.