| |
Rubrik |
Seputar Website ? |
|
|
|
|
Harga Karet di Riau Anjlok, Pinang Jadi Primadona Kamis, 19 Februari 09 - oleh : Fazli Hakiki
Karet alias ojol yang dulu sempat menjadi sang primadona, perlahan-lahan mulai pudar. Hal ini menyusul harganya yang terus menerus turun bahkan sampai level Rp 3.500 per kg. Akibatnya, kini sang primadona disandang komoditi buah pinang yang mencapai Rp 5.000 per kg.
Anjloknya harga karet menjadi Rp 3.500 per kg seperti dikeluhkan petani yang menggantungkan kebutuhan hidup dari hasil karet. Sangat rendahnya harga karet, petani semakin sulit dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil yang didapat tidak seimbang dengan kebutuhan hidup.
Tak heran jika kemudian banyak petani yang sudah mengumpulkan ojol torehannya lebih memilih membiarkan ataupun tidak menjual ojol tersebut, ketimbang hasil yang didapat tak seberapa. Namun bagi mereka yang tidak punya alternatif lain yang semata-mata hanya mengharapkan hasil penjualan ojol, kendati murah ojol tersebut terpaksa dijual juga walau hasilnya tak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Murahnya harga karet, membuat petani mencari alternatif lain. Dan yang menjadi pilihan adalah pinang. Sekarang petani, terutama di Kecamatan Batam berlomba-lomba mengumpulkan pinang yang ada dikebun mereka untuk dicongkel dan hasilnya lumayan. Kendati pengerjaannya sedikit repot dan butuh waktu dibanding moreh ojol, namun kesulitan petani sedikit terbantu. Bagi yang tak punya pohon pinang, bahkan mengambil upah mencongkel atau hasil penjualan pinang dibagi dua dengan pemiliknya.
Sumber : Dumai pos, 18 Pebuari 2009 kirim ke teman | versi cetak Tidak ada komentar tentang artikel ini.
Formulir Komentar | Aturan >>
| |
|
|
|
|