Saat ini Perusahaan bergerak di bidang perkebunan sawit dan karet, meliputi pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan sampai dengan pengolahan hasil produksinya menjadi barang jadi dan setengah jadi berupa minyak sawit (CPO), inti sawit, PKO, PKM, Standard Indonesia Rubber 10/20 (SIR 10/20) dan produk lainnya. Selain itu Perusahaan juga melakukan pengembangan lahan melalui pola kemitraan dan pola plasma untuk meningkatkan pasokan bahan baku produksi.
Ditengah kondisi perekonomian global yang mulai membaik, persaingan di industri sejenis juga mulai meningkat, sehingga Perusahaan melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kinerjanya. Usaha yang dilakukan Perusahaan antara lain adalah meningkatkan pasokan bahan baku melalui pembelian Tandan Buah Segar (TBS), Bahan Olah Karet (Bokar), meningkatkan utilisasi olah pabrik, konversi energi dan usahausaha produktif lainnya.
Perusahaan juga sedang melakukan upayaupaya penataan manajerial, antara lain penetapan Integrated-Based Human Resources Management System (ICBHRMS) dan system pengadaan barang dan jasa berbasis internet (e-procurement), serta secara berkala melakukan update Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
JENIS PRODUK
Minyak Sawit dan Inti Sawit
Perusahaan mengelola 12 PKS yang menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit yang dijual dan dipasarkan di pasar dalam dan luar negeri, sehingga produk tersebut harus memenuhi kriteria baku mutu standar nasional maupun internasional. Spesifikasi minyak sawit harus memenuhi persyaratan seperti kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran. Sedangkan inti sawit harus memenuhi criteria kadar air, kadar kotoran, inti pecah dan inti berubah warna.
Inti sawit yang dihasilkan PKS-PKS tersebut sebagian besar diolah di Pabrik PKO/PKM milik sendiri di Tandun dan telah memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan perusahaan.
Karet
Perusahaan mengoperasikan 2 Pabrik Karet Remah (SIR) dengan hasil olah berupa SIR 10/20, RSS I, RSS II, RSS III, RSS IV, dan Cutting. Pada bulan Oktober 2009 operasional Pabrik RSS Sei Lindai dihentikan sementara sehubungan dengan terbatasnya hasil produksi lateks kebun dan adanya kontrak kerjasama suplai lateks ke Pabrik Lateks Pekat PT Mardec Nusa Riau. Sedangkan Pabrik RSS Air Molek juga dihentikan sementara operasionalnya karena suplai lateks kebun tidak mencukupi kapasitas olah.
PT Mardec Nusa Riau yang merupakan perusahaan patungan hasil kerjasama antara perusahaan dengan Mardec International Sdn. Bhd., Malaysia dan PT Banihuma Jakarta yang bergerak dibidang pengolahan lateks pekat.