Sabtu, 02 Agustus 2014 - 23:09:16 WIBSEPENGGAL CERITA DI SEI SIASAM
Diposting oleh : Humas PTPN V
Kategori: Internal - Dibaca: 9544 kali
Sei Siasam, begitu nama salah satu Kebun yang berada dibawah Strategic Bussines Unit/SBU Sei Rokan. Dengan luas yang tergolong kecil, yakni 2.387,24 Ha, ditambah kontur tanah yang relative lunak-kalau tidak ingin disebutkan sangat lunak-yang sangat menyulitkan pengangkutan produksi, ternyata saat ini Kebun Sei Siasam mampu memberi kontribusi yang sangat besar pada produktifitas SBU Sei Rokan. Tercatat hingga Mei 2014, produksi TBS Kebun Sei Siasam 2.378 ton diatas anggaran.
Berangkat dari Pekanbaru pukul 08.00 pagi, setelah melewati Desa Tandun, mobil yang kami tumpangi kemudian melintasi jalanan yang membelah perbukitan curam yang dikenal dengan nama Hutan Lindung Bukit Suligi itu. Sambil memperhatikan jalanan yang naik turun, tidak percaya rasanya hutan lindung yang seharusnya menjadi surga bagi habitat tumbuhan dan hewan-hewan tersebut, sudah lebih banyak gundul disana sini dan beralih fungsi menjadi ladang sawit rakyat.
Kekecewaan melihat keadaan Bukit Suligi akhirnya terobati. Tiga setengah jam perjalanan menuju kebun Sei Siasam terobati saat sampai di patok nol, begitu biasa karyawan di Kebun Sei Siasam menyebutnya.
Disana sudah menunggu Asisten Administrasi Umum Kebun Sei Siasam Paidi Mujadi. Dia menyambut rombongan Nusalima dengan wajah sumringah. “Selamat datang di Kebun Sei Siasam!”, seru Paidi kepada Nusalima. Berdasarkan pantauan Nusalima, Kebun Sei Siasam tidak “seseram” yang acap didengar. Belum terlihat jalan yang rusak parah seperti yang sering dikeluhkan. Main Road terlihat lebar dengan dipenuhi Base B (semacam krokos) yang tersebar rata, truk yang mengangkut Tandan Buah Segar hasil panen kebun sendiri lalu lalang seperti berlari mengejar waktu.
“Kita akan kelilingi Kebun Sei Siasam hari ini, silakan Nusalima tuliskan apa saja yang diinginkan”, ujar Paidi. Nusalima mengangguk setuju, penasaran dengan apa yang menanti didepan.
Semenisasi berujung Optimalisasi Produksi
Luar biasa! Dua kata itu sepertinya yang paling tepat untuk Kebun Sei Siasam, sampai dengan Mei 2014, kebun Sei Siasam mampu memenuhi target nya dan bahkan melebihinya. Dari taksasi s/d Mei yang 16.606 ton, produksi TBS Kebun Sei Siasam sudah mencapai 18.984 ton atau 14,32% diatas anggaran.
Ditemui di Kantornya, Manajer Kebun Sei Siasam Ir. Feddy Budiman Sastra Purba didampingi Asisten Kepala Suwito menyebutkan setidaknya ada beberapa hal yang melatarbelakangi pencapaian tersebut.
“Kedisiplinan pemanen termasuk pemenuhan kriteria matang panen disertai semangat tinggi setiap personel menjadi tenaga utama dalam peningkatan produksi”, ujar Feddy. “Tapi kuncinya ada pada semenisasi jalan”, tukasnya.
Memang ada yang berbeda dengan Kebun Sei Siasam dengan kebanyakan kebun lingkungan PTPN V, setidaknya pada main road-nya, sepanjang 1.300 meter, terutama pada jalan-jalan yang menanjak, telah dilaksanakan semenisasi “betina” (semenisasi dua jalur pada satu jalan).
“Semenisasi ini dilaksanakan pada tahun 2013, memang tidak panjang, tapi memberi manfaat yang luar biasa”, ujarnya. “Produksi dapat keluar dengan maksimal, pengangkutan TBS ke PKS Tapung menjadi lebih lancar, hasilnya seperti yang dilihat sekarang ini”, katanya lagi.
Selain itu, terdapat juga semenisasi yang dananya dibangun berdasarkan swadaya Afdeling dengan Petani PIR disekitar Kebun Sei Siasam. “Kami bersyukur petani sekaligus mitra kita juga peduli dengan kondisi jalan, karena memang jalan tersebut juga dipergunakan oleh mereka, sehingga ada beberapa titik semenisasi yang dananya bersumber dari swadaya petani”, jelasnya lagi.
Ditambah proyek pengerasan jalan sepanjang 6 Km mulai dari patok nol hingga ke Gathering Station (GS) PT. Suara Persada Energy. “Sejak tahun 2006 PT. SPE beroperasi dengan lima sumur bor minyak di areal Kebun Sei Siasam, dan dengan dasar itu, kita sudah buat kesepakatan untuk perbaikan jalan bersama, khususnya pada jalan-jalan yang dilalui oleh mobil pengangkut produksi PT. SPE”, jelas Feddy. Memang berdasarkan pantauan Nusalima, setidaknya alat-alat berat seperti Backho loader dan greeder milik PT. SPR yang melakukan pengerasan jalan main road.
Pada intinya Feddy juga menyampaikan harapannya agar semenisasi jalan dapat dilanjutkan. “Dalam pandangan kami, sebenarnya masih ada beberapa jalan yang harus disemenisasi, karena berpotensi banjir saat memasuki musim penghujan dan dengan kondisi tanah, titik-titik tersebut akan sangat sukar dilalui kendaraan pengangkut produksi”, sebut Feddy. “Memang masih ada upaya langsir yang bisa dilakukan, tetapi hasilnya tetap tidak akan bisa maksimal seperti sekarang ini”, tambahnya.
Kondisi jalan yang hancur saat musim hujan memang selalu menjadi momok di Kebun Sei Siasam. Dan saat Nusalima bertemu dengan Hotdini Panggabean – Asisten Teknik Umum Kebun Sei Siasam, menurutnya semenisasi jalan sangat menguntungkan dan pantas untuk dilaksanakan lagi tahun ini. “Bila musim penghujan tiba, maka ada jalan di blok E18 dan F18 yang akan terbenam banjir, kalau sudah seperti itu alat berat pun tidak mampu untuk membantu mobilisasi buah”, ucapnya.
“Maka menurut kami sangat diperlukan jalan alternatif dengan semenisasi, minimal pengerasan di blok G10 s/d G26, dengan ini saya yakin Siasam bebas bahaya banjir”, sahutnya penuh optimisme.
Afdeling dengan Produksi Terbaik
Perjalanan Redaksi Nusalima sempat terhenti untuk makan siang. Sembari didampingi Asisten Afdeling II H. Supardi SE, Asisten Afdeling IV Ahmad Hazairin, dan tentunya Asisten Umum Paidi Mujadi beserta beberapa orang personel Afdeling, rombongan Nusalima menyantap makan siang dengan lahap. Nusalima terkesan dengan keramahan yang ada di Kebun Sei Siasam, mungkin ini pulalah yang melatarbelakangi sinergi antara manajemen Kebun Sei Siasam dengan penduduk yang ada disekitar Kebun, menjadi sangat baik.
Setelah perut kenyang, kembali Nusalima diajak berkeliling, kali ini mengunjungi salah satu Afdeling dengan pencapaian taksasi produksi terbaik di Kebun Sei Siasam. Afdeling II.
Afdeling II yang memiliki luas 500 Ha tersebut ditanami tanaman kelapa sawit dengan tahun tanam homogen, tahun 2003. “Kerapatan buah sangat baik, tanaman jagur, tapi kendala jalan selalu menghantui kita selama ini, kalau sudah hujan sulit sekali untuk dapat mengantarkan buah ke PKS Sei Tapung”, ucap Asisten Afdeling II H. Supardi SE membuka percakapan.
Menurutnya, yang sudah 3 tahun mengelola Afdeling II, TBS hasil panen bahkan bisa menginap sampai berhari-hari saat musim penghujan tiba. Memang upaya langsir terus dilakukan, tetapi tidak banyak membantu.
“Makanya kita sangat bersyukur dengan adanya semenisasi jalan, ini sangat membantu, minimal kita hanya perlu melangsir dari pasar pikul ke main road, dari main road TBS sudah bisa kita muat ke truk untuk diangkut ke PKS”, jelasnya.
Afdeling II yang dipimpinnya diawaki dengan seorang mandor I dan dua orang mandor panen. “Ada Samuel Sembiring sebagai Mandor I dan B. Hutagalung serta Tukiman sebagai Mandor Panen yang senantiasa membantu saya sehari-hari”, ujar Supardi. Dengan tenaga panen sendiri berjumlah 22 orang, Supardi mampu membawa bawahannya untuk memacu produksi. Hasilnya pun menggembirakan, sampai dengan Mei 2014, produksi TBS Afdeling II berada 19,31% di atas anggaran, atau realisasi 4.844 ton berbanding 4.040 ton taksasi.
“Semua angka tersebut merupakan hasil kerjasama tim, seluruh pemanen dan personel lainnya sangat gigih untuk dapat mengeluarkan dan mengirim buah ke PKS, jadi ini sepadan untuk mereka”, sahut Supardi sambil menyebutkan premi yang didapat oleh pemanen di Afdeling II ada yang mencapai 2,8 juta perbulan.
Dan tetap ditekankan oleh Supardi, terlepas dari semangat tinggi personelnya, sarana jalan yang memungkinkan untuk mengangkut buah tetap menjadi perhatian penting. “Kita juga sangat beruntung, saat ini kita sedang membangun 300 meter semenisasi jalan, hasil kerjasama kita dengan petani sekitar Kebun, dimana sumber biayanya dari sumbangan sukarela petani itu sendiri”, jelasnya.
Mengakhiri percakapan, Supardi mempersilakan Nusalima melihat-lihat proses panen di Afdeling II. Sejurus kemudian, ada satu hal yang cukup menarik perhatian.
Cangkem Kodok
Ya, saat melihat-lihat, Nusalima tergelitik dengan bentuk potongan gagang TBS-yang disebut oleh Supardi dengan nama “cangkem kodok”.
“Tidak ada alat special untuk memotong gagang menjadi seperti ini, alatnya hanya kapak biasa saja”, ujar Supardi. Gagang Cangkem Kodok adalah gagang TBS yang dipotong tidak hanya mepet ke brondolan, tetapi juga dibentuk menjadi seperti potongan segitiga atau huruf V. Dan untuk Kebun Sei Siasam sendiri, pemotongan gagang cangkem kodok adalah hal yang lumrah di setiap afdeling.
“Dengan potongan Cangkem kodok ini, maka kerugian minyak akibat sampah TBS dapat dikurangi”, beber Supardi menjelaskan manfaat dari cangkem kodok. “Memang terkesan remeh tapi bila ini dilakukan secara rutin pada seluruh TBS hasil panen, maka bayangkan berapa banyak potensi kehilangan minyak yang berasal dari gagang yang tertinggal, dapat kita diminimalisir”, sebutnya.
Masih menurut Supardi, cara pemotongan cangkem kodok tersebut mendapat apresiasi dari Dewan Komisaris pada kunjungan kerja Komisaris ke Kebun Sei Siasam. “Bangga rasanya saat Dewan Komisaris menyatakan rasa senangnya atas cangkem kodok, dan meminta Kebun-Kebun lain untuk meniru kebun Siasam terkait cangkem kodok ini”, tutupnya mengenang.
Waktu terasa cepat berlalu, sebelum berpamitan dengan Manajer dan jajaran, Nusalima sempat tertegun melihat kondisi bangunan perumahan karyawan pimpinan yang ada di Emplasmen. Dibenarkan oleh Asisten Teknik Umum Kebun Sei Siasam Hotdini Panggabean, kondisi rumah karpim sudah sangat memprihatinkan dan selayaknya diperbaiki.
“Mudah-mudahan dengan pencapaian kebun yang ada saat ini, permintaan kita untuk perbaikan rumah juga disetujui”, katanya penuh harap.
Peningkatan sarana panen angkut olah seperti semenisasi jalan memang penting, tetapi rasa nyaman bagi sumber daya manusia dengan rumah yang layak juga penting. Selamat atas pencapaian produksi mu Kebun Sei Siasam, tetap semangat!(ra)
Sumber : Nusalima 17

- 54 UKM INHU TERIMA 1 MILYAR DANA KEMITRAAN DARI PTPN V
- Amal : Progress PTPN V dan Agribisnis Indonesia, Serta Tantangan Kedepan
- Deres Perdana Tanaman Karet di Areal Gambut
- Kerjasama dengan SPS, PTPN V Taja IHT Kehumasan
- PTPN V Sabet Juara I Turnament Futsal Perhumas Muda Riau Cup I
0 Komentar :
Isi Komentar :



