Kamis, 06 Februari 2014 - 09:06:49 WIB
LIMBAH YANG BISA MENERANGI PELOSOK NEGERI
Diposting oleh : Humas PTPN V
Kategori: Ekonomi & Bisnis - Dibaca: 15520 kali

Limbah itu bau dan tidak berharga ? Itu dulu. Sekarang bukan masanya lagi limbah dipandang sebagai sampah tidak berguna. Sampah organic justru diyakini bakal menjadi primadona energy masa mendatang tatkala sumber bahan bakar minyak fosil semakin tipis di alam.

Artikel pada situs The Bio Energy Site memngungkapkan, produksi energy listrik dari sumber sampah organic yang diuraikan oleh jasad renik di seluruh dunia diperkirakan akan bertambah menjadi 7.400 megawatt (MW) pada 2016 darti sebelumnya 4.700 MW pada 2012.

Eropa merupakan Negara yang sangat paham dan matang dalam mengelola teknologi bio gas sebagai pembangkit energinya. Sementara Amerika serikat, Jepang dan Korea masih terbilang baru memulai. Bagaimana dengan Indonesia ?

Teknologi pembangkit listrik biogas sebenarnya sudah bermunculan di sejumlah tempat di Indonesia. Salah satunya milik PTPN V Kebun Tandun, Kabupaten Kampar Riau. Limbah cair buangan Pabrik Kelapa Sawit di pabrik itu kini sudah mampu menghasilkan listrik berdaya sekitar 1 MW.

Listrik yang dihasilkan pembangkit biogas itu dipakai untuk menyuplai hampir setengah kebutuhan pabrik minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil/PKO) yang terletak disamping pabrik kelapa sawit. Setelah sukses dengan proyek uji coba, saat ini PTPN V menambah pasokan bahan baku limbah cair dan mesin baru untuyk menghasilkan daya yang lebih besar.

“Tahun 2014, seluruh kebutuhan listrik di pabrik PKO akan disuplai penuh dari biogas dan kami tidak akan menggunakan solar lagi,” kata Gindo Saragi, Manager Pabrik PKO PTPN V Tandun,saat Kompas menguynjungi pabrik tersebut akhir tahun lalu.

Menurut Friando Panjaitan dari Humas PTPN V, untuk menghasilkan listrik biogas, PTPN V bekerjasama dengan PT Karya Mas Energi (KME). PT KME membangun pabrik dengan bahan baku limbah cair sisa pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan listrik yang dihasilkan dibeli PTPN V. Setealah 10 tahun, pabrik biogas tersebut akan menjadi milik PTPN V.

Dengan menggunakan biogas, kata Saragi, pihaknya bisa menghemat pengeluaran sebesar 30 persen. Dengan tenaga diesel, harga listrik yang dihasilkan Rp. 2.700 per kWh, sementara harga listrik biogas PT KME hanyan Rp. 899 per kWh.

Yudistira Wiryawan, Direktur PT KME, mengatakan, biaya untuk menghasilkan daya listrik 1kWh sekitar Rp. 250. Hanya peralatan pembangkit biogas masih sangat mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional lain.

“Kami harus mengeluarkan dana sebesar 3 juta dollarAS untuk mesin pembangkit dari Eropa dengan daya 1 MW, tapi (ini) sangat prospektif. Kami memperkirakan pengembalian modal selama delapan tahun. Untungnya Pemerintah membeerikan banyak kemudahan dan potongan pajak untuk energy terbarukan ini,” paparnya.

Keberanian PTPN V menerapkan inovasi itu pun mendapat dua penghargaan dari Kementerian BUMN dengan BUMN Innovation Award dan Indonesaia Green Award tahuyn 2013. “Penghargaan itu tidak kami sangka . Kami sudah cukup senang karena biogas itu telah menghasilkan sumber daya listrik yang murah sehingga kami dapat melalkukan penghematan, lingkungan tidak tercemar, dan menumbuhkan lapangan tenaga kerja baru,” kata Saragi.

Beberapa peneliti asing pun melirik biogas PTPN V itu. Menurut Asisten Kepala Kebun Tandun PTPN V Kadaryono, pembangkit biogas tersebut sudah didatangi oleh perwakilan dari 26 negara Asia dan Eropa, Jepang dan Korea bahkan secara intensif mendatangkan pakar mereka untuk mempelajari pembiakan mikroba pengurai (dalam pabrik biogas tersebut) secara detail.

“Jepang sangat antusias dengan biogas kami. Setelah tsunami besar, Jeapang sadar, pembangkit listerik nuklir sangat berbahaya. Besart kemungkuinan Jepang akan mengembangkan teknologi pembangkit biogas ini untuyk menggantikan nukluir,” ujar kadaryono.

Potensi listrik biogas sangat luar biasa. Di Riau saja terrtdapat 170 pabrik CPO yang limbahnya dibuang begitu saja. Apabila limbah itu diuraikan untuk pemvbangkit biogas dengan daya 1 MW, niscaya tersedia daya listrik tambahan 170 MW. Artinya listrik Riau tidak perlu "byarpet" seperti biasanya.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat 700 pabrik CPO yang siap menghasilkan energy listrik tambahan ramah lingkungan sebesar 700 MW. Keberadaan pabrik CPO yang umumnya di daerah pelosok ini akan membuat desa-desa terpencil lebih mudah tertaliri listrik.

PT PLN sebenarnya sudah membuat nota kesepahaman dwengan Kementerian BUMN untuk penyediaan listrik biogas. Hanya gerakan itu belum berbunyi di lapangan. Jadaai sudah masanya pemerintah mendorong percepatan penggunaan biogas sebagai alternative pembangkit listrik di masa mendatang.

(Sumber : Kompas, Rabu 5 Feb 2014)




0 Komentar :


Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
 (Masukkan 6 kode diatas)

 

Garuda Cyber Garuda Cyber Grab SEO Garuda Cyber Grab SEO Garuda Cyber Cyber4rt Garuda Cyber Cyber4rt Garuda Cyber Maharga Maharga Maztren Maztren