Senin, 07 Oktober 2013 - 17:14:30 WIB
Sawit Berperan Penting bagi �Food and Energy Security�
Diposting oleh : Fazli H
Kategori: Ekonomi & Bisnis - Dibaca: 30 kali

Ilustrasi Sawit (sumber: Inverstor Daily)

Jimbaran – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) perlu meningkatkan kolaborasi dalam pemanfaatan lahan perkebunan untuk menyediakan pangan dan energi bagi dunia. Indonesia memiliki lahan luas yang cocok bagi sawit, tanaman yang mampu menjadi lumbung pangan dan energi bagi dunia. Dari AS hanya dibutuhkan akses pasar bagi CPO.

Demikian dikemukakan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pangan Franky Widjaya kepada Beritasatu.com usai diskusi bertopik “Enhancing Private Sector’s Role in Commercial Dialoque” di Hotel Ayana, Jimbaran, Bali, Sabtu (5/10). Diskusi itu menghadirkan para pengusaha Indonesia dan AS juga wakil pemerintah kedua negara, yakni antara lain, Menkeu Chatib Basri dan US Secretary of Commerce Penny Pritzker.

Dari pihak Indonesia, hadir antara lain, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto, Ketua Apindo Sofyan Wanandi, Dirut Pertamina Karen Agustina, Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar, dan Komisaris PT Smart Tbk yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Franky Widjaya. Sedang dari AS, hadir antara lain President and CEO US Chamber of Commerce Tom Donohue, Managing Director AmCham Indonesia Andrew White, dan President of Chevron Asia Pacific and Production Melody Meyer.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto usai dialog menjelaskan kepada Beritasatu.com, pengusaha dan pemerintah kedua negara sepakat untuk lebih meningkatkan kerjasama di bidang investasi, perdagangan, dan teknologi. Investasi AS di Indonesia yang selama ini lebih banyak di sektor migas dan pertambangan perlu diperluas ke sektor lain, khususnya sektor yang terkait kedua sektor ini, yakni pengembangan energi alternatif. Pengusaha AS juga diimbau masuk industri pengolahan hasil pertambangan yang saat ini sedang didorong oleh pemerintah Indonesia.

Suryo juga meminta AS membuka pasar bagi produk unggulan Indonesia, yakni CPO dan sawit. AS perlu membuka akses lebih besar bagi sawit dan karet dengan memasukkan kedua komoditas ini ke daftar 54 produk ramah lingkungan agar bisa mendapatkan keringanan 5% bea masuk di pasar AS dan negara maju. AS termasuk negara yang menentang sawit.

Franky menjelaskan, sawit adalah tanaman ramah lingkungan dan memiliki produktivitas tinggi. Satu hektare (ha) sawit menghasilkan lebih banyak minyak goreng dan derivatifnya dibanding satu ha lahan kedelai dan bunga matahari di negara maju. “Kita minta agar negara maju menghentikan black campaign tentang sawit dan membuka akses pasar bagi produk ini,” katanya.

Dampak positif kehadiran perusahaan sawit bagi lingkungan dan masyarakat sekitar sangat besar. Franky menjelaskan, lewat inovasi dan pendanaan yang baik, 2 juta ha sawit mampu meningkatkan pendapatan satu juta petani hingga 5-6 juta ton per tahun dan pendapatan US$ 4-5 miliar setahun. Dengan sentuhan teknologi, hutan yang bisa diselamatkan bisa mencapai 1 juta ha.

Penulis: P-12/NAD
Sumber:Suara Pembaruan
Sabtu, 05 Oktober 2013 | 11:35
http://www.beritasatu.com/ekonomi/142565-sawit-berperan-penting-bagi-food-and-energy-security.html




0 Komentar :


Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
 (Masukkan 6 kode diatas)