Jadi Komisaris PTPN V, Petani Harap Angin Segar Dirjenbun Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat

Caption : CEO PTPN V, Jatmiko Santosa (kiri) menjelaskan keberadaan control room yang memantau seluruh operasional perusahaan secara real time kepada Dirjenbun sekaligus komisaris PTPN V Andi Nur Alamsyah.

Pekanbaru – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Petani Inti Rakyat (Aspekpir) berharap Andi Nur Alamysah yang baru saja diangkat sebagai komisaris PT Perkebunan Nusantara V, salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero dengan program kemitraan dan peremajaan sawit rakyat (PSR) paling progresif sepanjang tiga tahun terakhir akan berdampak signifikan dalam mengakselerasi peremajaan sawit petani kecil.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPP Aspekpir, Setyono saat bertemu dengan Andi di Pekanbaru, Minggu (29/1/2023). Dia menilai kebijakan dan strategi yang ditempuh sosok yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Perkebunan tersebut memiliki peran besar dalam memperkuat petani sawit yang maju dan modern.

Terlebih lagi, kata Setyono, dalam tiga tahun terakhir PT Perkebunan Nusantara V di bawah kendali Chief Executive Officer Jatmiko Santosa terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui penerapan pola kemitraan yang transparan dan mengutamakan penguatan petani mitra dan petani swadaya melalui berbagai inisiatif program.

“Pertama, kami sangat bersyukur Pak Dirjen sekarang berada di PTPN V. Beliau sosok yang sangat aktif dan memiliki semangat tinggi demi kemajuan sawit. Kemudian, kita ketahui bersama di PTPN V juga ada Pak Jatmiko yang telah merombak dan mentransformasi total pola kemitraan di Riau ini untuk memperkuat PSR. Sinergi dua sosok ini kami harapkan akan berpengaruh besar dalam peremajaan sawit ke depannya, tidak hanya di Riau, namun di Indonesia umumnya,” kata dia.

Setyono mengatakan saat ini para petani dihadapkan dengan beragam persoalan pelik untuk meremajakan sawit renta. Namun, ia berharap dengan diangkatnya Andi sebagai komisaris PTPN V yang menggandeng 51 ribu lebih hektare lahan petani mitra, dapat menjadi kesempatan bagi pria kelahiran Pinrang tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengurai persoalan yang ada.

“Sudah pasti, dengan beliau menjadi komisaris PTPN V, maka akan semakin jelas mengetahui permasalahan yang dihadapi petanj sawit,” paparnya.

Lebih jauh, Setyono juga berharap dengan posisi komisaris di Perkebunan terprogressive dalam Peremajaan Sawit Rakyat dan penyediaan bibit bagi masyarakat tersebut, dapat menjadi momentum bagi Andi untuk mendengar lebih banyak suara hati para petani dan menjadikan asosiasi seperti Aspekpir sebagai mitra strategis demi meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

“Selaku Aspekpir, kami ingin dapat berkolaborasi dengan Pak Dirjen. Aspekpir adalah mitra pemerintah untuk memajukan perkebunan rakyat. Kita harus lebih bergairah lagi demi kemajuan perkebunan sawit Indonesia,” tuturnya.

Kementerian BUMN menunjuk Andi Nur Alamsyah sebagai komisaris PTPN V yang berkantor pusat di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kapasitas Andi sebagai Dirjen Perkebunan diharapkan mampu memperkuat anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara itu yang dalam tiga tahun terakhir fokus mentransformasi dan mengakselerasi peremajaan sawit di Bumi Lancang Kuning.

Selama tiga tahun terakhir PTPN V telah menjadi perusahaan perkebunan milik negara dengan PSR terluas di Indonesia yang mencapai 9.000 hektare dan ditargetkan mencapai 22.444 hektare hingga 2026 mendatang.

Peremajaan sawit yang dilaksanakan PTPN V berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas petani mitra. Pada 2021 lalu, produktivitas petani yang bermitra dengan PTPN V mencapai 26 ton per hektare per tahun.

Angka itu jauh dari rerata nasional sebesar 19 ton per hektare per tahun. Kemudian, sejak 2021 lalu, PTPN V juga meluncurkan program penyediaan jutaan bibit sawit unggul secara daring kepada masyarakat sebagai bagian penguatan peremajaan sawit petani.