Mengenang Wafatnya Jurnalis Senior Haidir Tanjung di PTPN V

CEO PTPN V Jatmiko K Santosa mengenang sosok jurnalis senior Haidir Anwar Tanjung.

“Dia bermetamorfosis dari ulat, kepompong, dan menjadi kupu-kupu. Namun, saat dia baru terbang, dia harus kembali”

Pekanbaru – Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V Jatmiko K Santosa mengaku bangga karena perusahaan yang ia pimpin dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Tribute to Haidir Anwar Tanjung, wartawan senior detik.com sekaligus penulis buku Bonita : Hikayat Sang Raja yang wafat pada November 2020 lalu.

Jatmiko dalam Tribute to Haidir Anwar Tanjung yang diselenggarakan di Venue Tennis PON PTPN V, Kota Pekanbaru, Rabu (20/1/2021) mengatakan bahwa sosok jurnalis senior tersebut merupakan wartawan yang berdedikasi tinggi dengan karya jurnalistik luar biasa.

“Beliau adalah sosok wartawan memiliki integritas dan dedikasi tinggi. Salah satunya beliau buktikan dengan karya buku penyelamatan satwa harimau sumatera yang fenomenal dan diluncurkan langsung oleh ibu Menteri LHK, Bonita : Hikayat Sang Raja,” kata dia.

Jatmiko mengenang pertama kali mengenal almarhum Haidir Tanjung saat pertama kali bertugas di PTPN V awal 2018 silam. Saat itu, ia mengaku langsung menemui sosok wartawan senior di Riau tersebut.

Pertemuan itu berlangsung hangat dan cukup banyak hal yang didiskusikan sebagai masukan untuk memimpin perusahaan BUMN yang bergerak di sektor perkebunan sawit dan karet di Bumi Lancang Kuning tersebut.

CEO PTPN V Jatmiko K Santosa memanjatkan doa untuk almarhum Haidir Tanjung diapit dua sahabat almarhum, Suharyono (kiri) yang merupakan Kepala BBKSDA Riau serta Syahnan Rangkuti jurnalis senior Kompas.

Setelah pertemuan itu, dia mengatakan kerap berhubungan baik dengan Haidir Anwar Tanjung. Menurut dia, sosok almarhum merupakan jurnalis yang lugas, independen, dan apa adanya. Tulisan-tulisan almarhum, kata dia, menjadi masukan bagi Jatmiko untuk terus memperbaiki PTPN V hingga kini menjadi salah satu terbaik di seluruh holding PTPN V.

“Banyak yang ingin saya sampaikan ke Abang (Haidir Tanjung). Karena tulisan Abang PTPN V sekarang menjadi salah satu yang terbaik nasional. Karena tulisan Abang, kami menjadi lebih baik,” ujarnya.

“Beliau memang sudah tidak ada lagi di dunia ini. Namun karya almarhum bang Haidir akan tetap hidup sampai kapanpun. Buku yang abang tulis dan diluncurkan langsung oleh Bu Menteri LHK menunjukkan langsung siapa abang sebenarnya.
Nama almarhum yang patut dikenang dengan pemikiran dan kepeduliannya,” lanjut dia.

Tribute to Haidir Anwar Tanjung berlangsung khidmat. Sejumlah tokoh pers, jurnalis, serta unsur Forkompinda Riau yang juga sekaligus sahabat almarhum hadir dalam kegiatan tersebut.

Syahnan Rangkuti, jurnalis harian Kompas yang juga sahabat almarhum mengenang bahwa sahabatnya itu ibarat kepompong. Haidir belajar dari sosok jurnalis muda hingga mampu menerbitkan buku yang diapresiasi oleh pemerintah.

“Dia bermetamorfosis dari ulat, kepompong, dan telah menjadi kupu-kupu. Namun, saat dia baru terbang, dia harus kembali,” ujar Syahnan.

Syahnan sekaligus ketua panitia Tribute to Haidir Tanjung turut mengucapkan terimakasih kepada PTPN V yang telah menyiapkan lokasi serta akomodasi kegiatan tersebut. Menurut dia, sebelum diputuskan diselenggarakan di PTPN V, ada beberapa lokasi yang dijajaki. Namun, dia mengatakan acara itu sejatinya hanya ingin mengumpulkan setiap sahabat untuk mengenang sosok almarhum.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Riau Chairil Riski turut mengenang banyak hal tentang almarhum Haidir Tanjung.

Chaidir Tanjung meninggal dunia pada Kamis (19/11/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB di RS Eka Hospital usai mendapat serangan jantung.

Sebelum wafat, Chaidir Anwar Tanjung baru saja merampungkan karya tentang upaya konservasi harimau dan penanganan konflik manusia vs harimau di Sumatera. Buku itu diberi judul Bonita : Hikayat Sang Raja.

Di dalam buku itu, Chaidir Tanjung menulis tentang perjalanan Bonita, seekor harimau sumatera betina di kawasan Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau. Chaidir menuliskan rekam jejak konflik Bonita vs Manusia yang merepotkan semua orang, Pemerintah, masyarakat, aktivis lingkungan hingga media massa.

Atas dedikasinya tersebut, Haidir pun diganjar penghargaan Lifetime Achievement Award dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan ini diberikan atas dedikasi Almarhum Chaidir yang turut serta dalam pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.

Penghargaan itu diberikan pada acara Bedah Buku Bonita ‘Hikayat Sang Raja’ karya Haidir Anwar Tanjung, di Arboretum Lukito Daryati, Gedung Manggala Wanabakti KLHK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2020).

Acara itu dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, WamenLHK Alue Dohong, Mantan MenteriLHK Sarwono Kusumaatmadja, Direktur Utama detiknetwork Abdul Aziz, Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Agung Setia dan Para Dirjen di KLHK.