Menristek Resmikan Pemanfaatan Listrik dari Biogas Limbah Sawit

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro bersama Dirut PTPN V Jatmiko K Santosa saat meresmikan pemanfaatan listrik dari biogas limbah sawit di Kampar, Riau, Jumat (6/3/2020). (ANTARA/Anggi Romadhoni)
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro bersama Dirut PTPN V Jatmiko K Santosa saat meresmikan pemanfaatan listrik dari biogas limbah sawit di Kampar, Riau, Jumat (6/3/2020). (ANTARA/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro meresmikan pemanfaatan listrik produksi pembangkit listrik bertenaga biogas dari limbah pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) di Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat.
Pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V itu menyalurkan listrik sampai 700 kilowatt ke pabrik pengolahan kernel sawit Tandun.

Pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V itu menyalurkan listrik sampai 700 kilowatt ke pabrik pengolahan kernel sawit Tandun.

“PTPN V telah berusaha memanfaatkan satu hal yang barangkali dilupakan banyak orang yaitu limbah. Limbahnya punya nilai yang tidak kalah kecil dan punya manfaat perkebunan sawit lebih efisien,” katanya.

Dengan memanfaatkan limbah untuk menghasilkan listrik, ia mengatakan, PTPN V dapat menekan biaya produksi dan bisa membeli tandan buah sawit petani plasma dengan harga lebih baik.

“Kalau bisa semua limbah cair dan padat bisa betul dimanfaatkan. Limbah cair biogas dan limbah padat sebagai biomassa,” katanya.

Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa mengatakan penggunaan listrik dari gas metan limbah cair kelapa sawit membuat PTPN V bisa menghemat biaya bahan bakar hingga Rp6 miliar per tahun.

“Efisiensi (bahan bakar) bisa Rp6 miliar,” katanya mengenai manfaat pengoperasian PLTBg yang mulai dibangun tahun 2017 di Pabrik Kelapa Sawit Terantam milik PTPN V di Kecamatan Tapung Hulu.

“Bayangkan kalau seluruh 10 pabrik kelapa sawit kita pakai ini,” kata Jatmiko.

Ia mengatakan bahwa perusahaan bekerja sama dengan BPPT dalam membangun PLTBg di Pabrik Kelapa Sawit Terantam, yang nilai investasinya sekitar Rp27 miliar.

“BPPT punya riset, kajian, SDM, teknologi, dan peralatannya, sedangkan kita memiliki potensi limbah sawit yang sangat besar, yang berasal dari hasil olah pabrik kelapa sawit berkapasitas 575 ton tandan buah sawit per jam,” katanya.

Ia menambahkan, listrik 700 kilowatt yang dihasilkan oleh PLTBg di Pabrik Kelapa Sawit Terantam digunakan untuk mendukung operasi pabrik dalam mengolah kernel (inti) sawit di Tandun.

PLTBg Terantam merupakan proyek pembangunan pembangkit kedua PTPN V, yang sebelumnya membangun pembangkit listrik bertenaga biogas di PKS Tandun. Menurut Jatmiko, PTPN V juga tengah merencanakan pembangunan PLTBg ketiga di Sei Pagar, Riau. (ANTARA)

sumber : https://www.borneonews.co.id/berita/159500-menristek-resmikan-pemanfaatan-listrik-dari-biogas-limbah-sawit