Forwabun Dibentuk Dukung Industri Sawit yang Berkelanjutan

MEDAN – Industri perkebunan di Indonesia saat ini, terutama perkebunan krlapa sawit, telah terbukti menjadi penopang ekonomi sekaligus penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Sumbangsih yang sangat besar dari perkebunan sawit seakan menenggelamkan kedigdayaan industri minyak bumi dan gas (migas) nasional.

Namun di saat yang sama, industri perkebunan kelapa sawit nasional juga menghadapi tantangan yang cukup berat, yakni tekanan politik  dari Uni Eropa yang dibarengi dengan penyebaran kampanye hitam (black campaign), berikut minimnya informasi di dalam negeri serta belum menguatnya semangat dan kesadaran pembangunan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Hal inilah yang mendasari sejumlah jurnalis di Kota Medan untuk membentuk Forum Wartawan Perkebunan (Forwabun) dalam sebuah pertemuan yang digelar di Medan, Sabtu (27/4/2019). Dalam pertemuan itu,  Hendrik Hutabarat didaulat para wartawan menjadi Ketua Forwabun.

Dikatakan Hendrik Hutabarat, Forwabun tidak ingin bertendensi tampil sebagai pahlawan dan mengaburkan nilai-nilai objektif dari sisi jurnalistik. Namun, kontribusi kelapa sawit bagi perekonomian nasional layak diapresiasi dan didukung.

“Kalau saya pribadi melihat bahwa tekanan dan sikap negatif pihak Uni Eropa terhadap sawit nasional kita lebih didasari pada kecemburuan. Di Eropa tidak bisa tumbuh sawit. Kemudian, di saat yang sama, tanaman sawit ternyata lebih efesien dan efektif dibandingkan industri minyak nabati andalan Eropa seperti kedelai, jagung, dan lainnya,” ujar Hendrik Hutabarat, dalam keterangan resmi , belum lama ini

Sementara untuk pengembangan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar tentang sawit, Hendrik Hutabarat menyebutkan Forwabun berencana menggelar sejumlah kegiatan yang bersifat edukatif dengan melibatkan para jurnalis, baik di kota Medan maupun di kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, dalam jumlah yang masif dan bertahap.

sumber : https://www.infosawit.com/news/8975/forwabun-dibentuk-dukung-industri-sawit-yang-berkelanjutan