Stok Sawit di Malaysia dan Indonesia Meningkat, Harga Terancam Kian Merosot

 JAKARTA — Harga minyak sawit berjangka di Kuala Lumpur melemah pada perdagangan Senin (22/4/2019), karena kekhawatiran persediaan di negara-negara produsen utama dunia minyak nabati tersebut akan bertambah. 

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 14:49 WIB harga minyak sawit kontrak Juli di Bursa Derivatif Malaysia turun 0,68% atau 15,00 poin ke level 2.175 ringgit per ton, seusai dibuka menguat 0,96% atau 15,00 poin di level 2.211 ringgit per ton.

Marcello Cultera, Manajer Penjualan Institusional di Philip Futures Kuala Lumpur mengatakan bahwa penurunan harga tersebut dipicu oleh adanya kekhawatiran kenaikan stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia, di tengah permintaan yang melemah.

“Investor juga tengah menunggu untuk melihat permintaan ekspor sawit Malaysia yang akan dirilis pada Minggu ini,” kata Cultera seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/4/2019).

Sementara itu, persediaan minyak kelapa sawit di Indonesia diperkirakan telah meningkat pada bulan lalu untuk pertama kalinya sejak September 2018. Hal ini terjadi karena produksi sawit di Indonesia meningkat ketika permintaan terhadap komoditas tersebut sedang turun.

Stok sawit di Indonesia dilaporkan mencapai 2,53 juta ton per Maret 2019, naik 1% dari posisi per Februari 2019 menurut median 10 estimasi dari analis, penyuling, dan eksekutif perkebunan yang dihimpun oleh Bloomberg. Pada periode yang sama, produksi sawit naik sekitar 2% menjadi 3,95 juta ton.

Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menunjukkan, ekspor sawit pada Maret 2019 turun 1% menjadi 2,85 juta ton dan konsumsi domestik turun sekitar 6% menjadi 1,42 juta ton.

sumber : https://market.bisnis.com/read/20190422/94/914152/stok-sawit-di-malaysia-dan-indonesia-meningkat-harga-terancam-kian-merosot