Pembentukan BPDP Karet Diyakini Dongkrak Sektor Hulu

JAKARTA – Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) karet mampu memperbaiki kinerja sektor hulu yang mayoritas dikuasai petani rakyat.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Arief Nugraha mengatakan pembentukan BPDP karet dapat menambah luas lahan karet yang diremajakan. Pasalnya, jumlah luas kebun karet yang diremajakan selama ini terhambat karena terbatasnya jumlah APBN.

Arief mengatakan selama ini rata-rata kemampuan pemerintah meremajakan karet petani hanya seluas 5.000 hektare/tahun. Padahal baru-baru ini Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah menargetkan proses peremajaan lahan karet mencapai 50.000 hektare.

Demi menyiasati keterbatasan anggaran, pemerintah sedang mencoba mencari pendanaan dari sektor lain. Salah satunya adalah mencoba menjual pohon karet yang akan diremajakan akan dijual untuk mendapatkan dana terkait peremajaan. Hal itu sudah dijajaki dengan melakukan diskusi bersama Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo).

“Selain menjual pohon yang akan diremajakan, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) untuk karet. Saat ini baru komoditas kelapa sawit yang memiliki BPDP. BPDP sendiri punya fungsi meremajakan, mengembangkan sumber daya manusia yang terlibat di dalam industri tanaman karet hingga mengembangkan riset,” terang Arief lewat siaran resmi Senin (25/3).

Arief menjelaskan mekanisme kerja BPDP untuk meremajakan karet adalah melalui penggunaan dana yang dipungut dari para pengusaha. “Harga acuan yang akan ditetapkan untuk pungutan di komoditas karet diharapkan bisa diformulasikan saat badan ini terbentuk,” jelasnya.

Selain itu, langkah pemerintah yang hanya akan meremajakan 60% tanaman karet dalam 1 hektare lahan juga sudah tepat. Sementara lahan seluas 40% sisa nantinya akan ditanam komoditas lain. Pasalnya, tnaman karet baru produktif setelah lima tahun.

Dengan begitu, petani dapat memanfaatkan lahan seluas 40% tersebut untuk menanam tanaman lain sebagai sumber pendapatan, misalnya saja kopi dan juga kakao yang bisa beberapa kali panen dalam satu tahun.

Di sisi lain harga karet dunia saat ini sedang mengalami penurunan karena adanya kelebihan produksi. Harga karet per Februari 2019 sekitar US$1,65/kg. Berdasarkan data Pusat Penelitian Karet 2011, harga karet sempat tinggi yaitu sebesar US$4/kg. Saat ini, pemerintah akan melakukan pengurangan luas lahan karet sebagai langkah awal untuk mengangkat harga karet dunia yang saat ini sangat rendah.

Rendahnya harga ini juga berdampak pada petani karet, dikarenakan harga jual di petani karet juga menjadi rendah.

 

sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20190325/99/904177/pembentukan-bpdp-karet-diyakini-dongkrak-sektor-hulu