Panen CPO, Mahkota Group Kantongi Pendapatan Rp2 Triliun

JAKARTA – Di tengah bisnis kelapa sawit yang penuh tantangan, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan laba tahun berjalan di 2018 sebesar Rp84,51 miliar atau naik 582,08% dibanding periode yang sama tahun 2017yang mencatat laba bersih sebesar Rp12,39 miliar.

Dilansir dari Harian Neraca, Selasa (26/3/2019), pendapatan emiten perkebunan ini tercatat sebesar Rp2,001 triliun atau naik 13,56% dibandingkan akhir Desember 2017 yang tercatat sebesar Rp1,762 triliun. Sedangkan beban pokok pendapatan mengalami kenaikan 8,61% dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,74 triliun. Selain itu, kewajiban perseroan tercatat sebesarRp412,3 miliar atau turun 25,04% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp550,19 miliar.

Sementara itu, ekuitas perseroan tercatatsebesarRp665,8 miliar atau naik 60,62% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp414,51 miliar. Adapun aset perseroan tercatat sebesarRp1,078 triliun atau naik 11,82% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar964,7 miliar. Mahkota Group memproyeksikan penjualan pada 2019 berpotensi mencapai Rp5 triliun atau meningkat 2,5 kali dari target tahun lalu, dengan melakukan penghiliran.

Menyasar produk turunan kepala sawit, merupakan strategi perseroan dalam mengejar pertumbuhan bisnis di tengah munculnya persaingan industri CPO yang cukup ketat. Kemudian dalam rangka melancarkan produksi minyak goreng pada semester II/2019, perseroan telah menyediakan stok sejak akhir tahun lalu. Perseroan pun memperlambat penjualan CPO pada akhir tahun lalu.Adapun nilai proyek hilirisasi tersebut mencapai Rp330 miliar. Dana pembangunan tersebut berasal dari pinjaman perbankan dan dana initial public offering(IPO).

grafik

Selain pertumbuhan penjualan yang ditargetkan naik dua kali lipat, emiten perkebunan ini juga menargetkan laba sebesar Rp123 miliar atau tumbuh dari tahun lalu Rp50 miliar.Menurutnya, untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, perseroan harus menciptakan produk dengan nilai tambah. Asal tahu saja, pabrik minyak goreng yang bakal dibangun di Riau akan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500 ton per hari dengan luas 5-10 hektar.

Pembangunan ini akan dimulai pada September mendatang dengan target rampung pada Juli 2029. Saat ini sebagian besar produksi berupa minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) atau mencapai 70% masih diekspor, yakni ke India, Pakistan, China dan negara di Eropa. Sementara sisanya menjadi konsumsi dalam negeri.

Sepanjang Januari-Februari 2019, perseroan membukukan produksi minyak sawit mentah sebanyak 41.767 ton. Pada Januari 2019, produksi CPO MGRO sebesar 16.131 ton dan Februari 2019 sebanyak 25.636 ton. Selain itu, lanjut Evi, perseroan juga berhasil membukukan kinerja yang semakin positif. Kinerja positif tersebut terlihat dari perlolehan laba Rp89,67 miliar pada Januari 2019, dibandingkan bulan yang sama tahun lalu merugi Rp670 juta.