KOMODITI EKSPOR Hasil Pertanian Riau Capai Angka Rp 627 Miliar, Kelapa Sawit

PEKANBARU – Komoditi Ekspor Hasil pertanian Riau capai angka Rp 627 miliar, kelapa sawit masih jadi unggulan, namun ada juga kelapa, madu sarang walet dan lainnya.

Badan Karantina Pertanian dan jajaran menggelar kegiatan pelepasan Komoditi Ekspor Hasil pertanian daerah Riau ke sejumlah negara tujuan pada Senin (11/3/2019) pagi.

Kegiatan pelepasan secara simbolis dilaksanakan di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru, Jalan Pattimura, Pekanbaru.

Gubernur Riau, Syamsuar turut hadir dan memimpin langsung kegiatan pelepasan Komoditi Ekspor Hasil pertanian secara simbolis ini.

Disebutkan Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian Ali Jamil, kegiatan ini menjadi bentuk dukungan pemerintah kepada para petani di Riau, dalam rangka akselerasi eksportasi komoditas pertanian.

“Ada beberapa komoditi yang diekspos, diantaranya karet, kelapa sawit, kelapa, madu, sarang walet, dan lain-lain,” ungkap dia.

Disebutkannya, dalam pengiriman ke sejumlah negara seperti Selandia Baru, Turki, Cina, dan lain-lain, juga dilengkapi dengan sertifikat kesehatan.

“Sertifikat ini mendampingi produk yang dikirim. Karena dokumen ini sesuai dengan kesepakatan perdagangan internasional,” katanya.

Dia menuturkan, untuk komoditi yang belum tergarap, akan segera diupayakan untuk digarap karena memang potensinya sangat besar.

“Kita gencarkan mendorong ekspor komoditas pertanian, untuk mendorong neraca perdagangan dengan ekspor non migas. Dan hal ini sesuai dengan instruksi Presiden,” kata Ali lagi.

KOMODITI EKSPOR Hasil Pertanian Riau Capai Angka Rp 627 Miliar, Kelapa Sawit Masih Jadi Unggulan

Ditambahkan Ali, komoditas kelapa sawit beserta turunannya asal Provinsi Riau tidak diragukan lagi kualitasnya.

Komoditi ini masih menjadi komoditi unggulan dan permintaannya cukup banyak.

Kepala Karantina Pertanian Pekanbaru, Rina Delfi memaparkan data pelepasan ekspor diantaranya cangkang sawit (Palm Kernel Shell) milik PT. JPJ berjumlah 31.200 ton dengan nilai Rp 29 milyar, bungkil sawit (Palm Kernel Expeller) milik PT. IMT berjumlah 14.000 ton dengan nilai Rp 20 milyar dan RBD (Refined Bleached Deodorized).

Lalu Palm Kernel Oil milik PT.WNI berjumlah 11.500 ton dengan nilai setara Rp 205 milyar dengan negara tujuan Jepang, China, Thailand, Korea Selatan, Brazil dan Ukraina.

Sementara melalui Wilayah Kerja Dumai kata Rina, turunan kelapa sawit yakni Palm Kernel Meal Expeller sebanyak 7 ribu ton dengan nilai Rp 11,7 milyar.

RBD palm oil sebanyak 7 ribu ton setara dengan Rp 68,5 milyar.

RBD palm olein sebanyak 14,7 ribu ton setara Rp 148 milyar. RBD palm stearin sebanyak 8 ribu ton setara dengan 91,4 milyar.

Palm fatty acid distillate sebanyak 1.200 ton setara 6,8 milyar dan hammermilled palm kernel meal sebanyak 11,2 ribu ton setara dengan Rp 17 milyar.

Dengan negara tujuan yaitu Korea Selatan, Haiti, Turki, China dan Selandia Baru.

Sehingga total ekspor produk pertanian yang telah dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengawasan Karantina Pertanian Riau adalah sebesar 107 ribu ton atau senilai Rp 627 miliyar.

“Berdasarkan data lalu lintas ekspor kelapa sawit beserta turunannya pada tahun 2018 telah mencapai 3 juta ton setara dengan Rp 27 triliun,” ucap Rina.

Sementara itu pada 3 bulan di tahun 2019 ini, nilai ekspor komoditi pertanian Riau hampir Rp 7 triliun.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan apresiasinya atas kinerja Karantina Pertanian Pekanbaru yang telah mengawal komoditas unggulan daerah Riau ke manca negara.

“Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan utama di Provinsi Riau dan mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan, dalam meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat,” katanya.

Dia menyatakan, saat ini pihaknya tengah mendorong agar komoditi unggulan lainnya, salah satunya kopi juga bisa ikut diekspos ke luar negeri.

Komoditi Ekspor Hasil Pertanian Riau Capai Angka Rp 627 Miliar, Kelapa Sawit Masih Jadi Unggulan.

Sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com/2019/03/11/komoditi-ekspor-hasil-pertanian-riau-capai-angka-rp-627-miliar-kelapa-sawit-masih-jadi-unggulan?page=all