Harga CPO Memerah, Ini Penyebabnya

JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit berada di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (25/3/2019).

Dari data Bloomberg menujukkan, hingga pukul 15.41 WIB, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil di Bursa Derivatif Malaysia amblas 1,20% atau 26,00 poin di posisi 2.141 ringgit per ton. Tak jauh berbeda dengan sesi pembukaan yang juga terkapar 0,55% atau 12,00 poin di level 2.155 ringgit per ton.

Penurunan harga bahan baku minyak goreng tersebut dipicu oleh perselisihan antara Uni Eropa dengan produsen utama CPO, yaitu Indonesia dan Malaysia. Kedua negara serumpun itu tengah mempertimbangkan membatasi impor dari UE, sebagai balasan atas keputusan blok tersebut menghilangkan sawit dalam biofuel.

Indonesia pekan lalu mengancam untuk melarang beberapa produk dari EU, mengisyaratkan bahwa manufaktur jet dari perusahaan-perusahaan Eropa di antara pemboikotan tersebut.  Sementara itu, Malaysia lewat perdana menterinya Mahathir Mohamad menyatakan, negaranya bisa beralih ke China dalam pembelian jet tempur, sebagai ganti UE.

Pada saat yang sama, persediaan sawit yang melimpah, merisaukan pasar terhadap pertambahan produksi komoditas tersebut di Malaysia. Hal ini pun menjadi sentimen negatif bagi CPO.

Selain itu, pelemahan harga minyak dunia ikut menekan pasar sawit. Untuk diketahui, minyak bumi yang lebih murah membuat kelapa sawit kurang menarik untuk dicampur menjadi biofuel.

Anilkumar Bagani, kepala riset Sunvin Group mengatakan, harga jatuh karena produksi bulanan diperkirakan tumbuh mencapai dua digit. “Hal tersebut terlepas dari perkiraan petani [sawit] bahwa produksi minyak mentah berkurang dalam 20 hari pertama bulan ini,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (25/3/2019).

Dalam perkembangan lain, ekspor minyak sawit Malaysia selama periode 1-25 Maret diperkirakan, naik 1,7% secara bulanan menjadi 1,16 juta ton.

sumber : https://market.bisnis.com/read/20190325/94/904069/harga-cpo-memerah-ini-penyebabnya