1 Hektar Sawit Replanting Dapat Bantuan Rp 25 Juta

BANGKA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Dinas Pertanian Babel, akan meremajakan kebun kelapa sawit rakyat (replanting) sebanyak 3.183 hektar pada tahun 2019.

Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi mengatakan satu hektar replanting akan mendapatkan Rp 25 juta. Dana ini digunakan untuk menanam kembali dan perawatan sawit yang baru.

“Tidak lama lagi ini disalurkan, akhir bulan ini kita akan sosialisasi kepada kelompok tani dan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) dan ini langsung dari Kementan. 1 hektar itu Rp 25 juta itu untuk bibit, pupuk, setelah pohon yang lama ditebang,” kata Juaidi akhir pekan lalu.

Ia menyebutkan, untuk 1 hektar biasanya ditanami 138 bibit, dan para petani yang menerima program ini harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

Dikatakannya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa mengajukan program ini. Pertama, umur tanaman lebih dari 20 tahun, produksi per hektar 10 ton/tahun. Kepemilikan lahan harus jelas punya petani itu ditandai dengan adanya sertifikat lahan.

“Ada syaratnya, nanti bantuan Rp 25 juta/hektar itu ditransfer ke rekening kelompok. Replanting ini kan mengganti tanaman yang tidak produktif lagi. Uang itulah nantinya untuk bibit, pupuk, dan biaya perawatan lainnya,” ujarnya.

Juaidi mengatakan, untuk tetap memberdayakan petani sawit yang mengikuti program replanting, maka program ini disandingkan dengan program lainnya yakni pemberian bibit padi gogoh. Sehingga, petani yang baru menanam sawit ini tetap berpenghasilan.

“Replanting akan disandingkan program lainnya misalnya ditebang pohon swait akan kita bantu padi gogoh, ini ditanami di lahan bekas sawit, pohon yang ditebang juga bisa dimanfaatkan, jadi enggak banyak ruginya,” sebutnya.

Selain itu, pohon kelapa sawit yang dipotong batangnya bisa dimanfaatkan untuk mengmabil nira kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan untuk gula merah.

Tak dipungkirinya, biaya perawatan Rp 25 juta/hektar memang tak cukup. Sehingga, untuk biaya perawatan para petani diajak untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sehingga, tak ada lagi alasan kehabisan modal untuk membeli pupuk.

“Untuk pemelihaaraan selanjutnya selama menanam untuk mendapatkan KUR. Nanti dihitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan pertahun. Jadi tidak ada lagi alasan untuk kehabisan modal,” katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan memitrakan para petani melalui koperasi dengan perusahaan pengolahan, sehingga harga sawit dapat menggembirakan.

“Koperasi langsung kita mitrakan dengan pabrik kelapa sawt tanaman yang mereka tanam lamgsung ada yang menerima. Harus kita gandeng secara utuh, sehingga penghasilan petani sawit,” katanya.

Sumber : http://bangka.tribunnews.com/2019/03/17/1-hektar-sawit-replanting-dapat-bantuan-rp-25-juta