Ubah Cara Berkebun Sawit Model Kolonial ke Budidaya Berkelanjutan

BANDA ACEH – Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah dilakukan semenjak lebih dari ratusan tahun lalu, dimana areal perkebunan kelapa sawit pertama dibangun terletak di daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan di Sumatera Utara.

Hanya saja sayangnya dalam periode pengembangan dekade terakhir, menurut Direktur Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, Tiur Rumondang, perkebunan kelapa sawit kerap mendapat stigma negatif dari negara lain. Sebab itu, diperlukan pemahaman bersama mengenai budidaya perkebunan kelapa sawit yang sesuai dengan kaidah sosial dan lingkungan.

“Keberlanjutan menjadi kunci bersama bagi pembangunan perkebunan kelapa sawit di masa depan”, kata Tiur menjelaskan, disela-sela Kuliah Umum di Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh, bertajuk “Industri Sawit Berkelanjutan dan Sertifkasi”,Kamis (14/2/2019).

Pentingnya pemahaman akan keberlanjutan, lebih lanjut tutur Tiur, tidak hanya bagi perusahaan dan pekerja saja, melainkan juga penting dipahami bagi mahasiswa/i yang masih belajar di perguruan tinggi.

Tentunya, dengan memahami keberlanjutan secara bersama, akan lebih mudah untuk melakukan berbagai perbaikan bagi perkebunan kelapa sawit supaya selaras dengan sosial dan lingkungan sekitarnya.

“Sebagai generasi muda, para mahasiswa/i diharapkan dapat menginformasikan kepada masyarakat luas akan pentingnya harmonisasi perkebunan kelapa sawit dengan sosial dan lingkungannya,” tandas  Tiur.

 

Sumber : https://www.infosawit.com/news/8767/ubah-cara-berkebun-sawit-model-kolonial-ke-budidaya-berkelanjutan