Ternyata Arab Saudi Juga Bisa Pengaruhi Harga CPO

 

 

Jakarta, Siang hari ini, Rabu (13/2), harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) kembali menguat.

Hingga pukul 13:30 WIB harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia naik sebesar 0,58% ke posisi MYR 2.267/ton atau setara dengan US$ 557,96/ton.

Naiknya harga CPO hari ini terjadi setelah sebelumnya ditutup melemah 0,53% pada di posisi perdagangan kemarin (12/2).

Sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia dan Malaysia ini masih tercatat naik 6,88%.

Menguatnya harga minyak kelapa sawit tidak terlepas dari pengaruh harga minyak bumi yang meroket sejak kemarin.

“Harga di pasar meningkat akibat naiknya harga minyak bumi semalam,” ujar pialang kontrak CPO yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip

 Reuters.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak jenis Brent ditutup menguat 1,48%, dan lanjut menguat 1,03% hari ini. Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) ditutup naik 1,32% kemarin dan masih terus menguat 1,02% hingga saat ini.

Naiknya harga minyak bumi disebabkan oleh berkurangnya pasokan minyak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 797.000 barel/hari di bulan Januari. Ditambah lagi, Arab Saudi juga berencana untuk mengurangi pasokan minyaknya lebih banyak pada bulan Maret.

Pergerakan harga CPO memang lumrahnya mengikuti pergerakan harga minyak bumi. Sebab CPO merupakan salah satu bahan baku biosolar.

Meskipun nilai ekspor produk sawit Malaysia turun di bulan ini, namun hal tersebut nampaknya sudah masuk ke dalam perhitungan investor saat ini.

Pasalnya produksi sawit di kuartal I setiap tahunnya memang akan turun karena adanya faktor musiman.

Pelaku pasar yang ada di Kuala Lumpur memprediksi produksi sawit Malaysia di bulan Februari akan turun setidaknya 15%, seperti yang dilansir dari Reuters. Selain itu dirinya menambahkan bahwa meskipun nilai ekspor sawit Malaysia turun, namun tidak akan jatuh terlalu tajam.

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa surveyor kargo AmSpec Agri MalaysiaIntertek Testing Services, dan Societe Generale de Surveilalance melaporkan bahwa nilai ekspor produk sawit dari Malaysia pada periode 1-10 Februari turun 11,2% – 15,8% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.

Selain itu, harga CPO juga mendapat sokongan dari naiknya harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago sebesar 0,1% hari ini.

Optimisme pasar akan hasil yang baik dari perundingan dagang Amerika Serikat-China memberikan energi positif bagi harga minyak kedelai. Tak heran karena, China merupakan pembeli terbesar minyak kedelai asal Negeri Paman Sam.

Harga minyak kedelai memang akan berkorelasi positif dengan harga minyak sawit. Sebab, kedua produk tersebut saling berkompetisi merebut pangsa pasar di bursa minyak nabati dunia.

 

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20190213132134-17-55281/ternyata-arab-saudi-juga-bisa-pengaruhi-harga-cpo