Polri Membentuk Satgas Karet

PALEMBANG-Polri melakukan kerjasama dengan pejabat terkait untuk upaya peningkatan kesejahteraan petani karet di Sumsel.

Polri memberikan perhatian ini lantaran Sumsel merupakan produsen karet terbesar di Indonesia.

Hanya saja kualitas karet di Sumsel selama ini masih di bawah standar.

Oleh sebab itu masih harus diberikan edukasi agar petani bisa memproduksi karet dengan kualitas terbaik.

“Polri membentuk tim khusus untuk memberikan penyuluhan, edukasi, pengawalan pengangkutan karet ke pabrik hingga penjualan. Sebenarnya, tidak ada masalah, yang tidak dapat dipecahkan.”

“Dengan kerjasama semua pihak, masalah bisa dipecahkan agar petani karet bisa sejahtera,” Ujar Kasatgas Pangan Mabes Polri Brigjen Pol Nico Afinta didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumsel Kombes Pol Zulkarnain, Selasa (12/2/2019).

Nico yang juga Karo Binops Mabes Polri ini mengungkapkan, komunikasi dan koordinasi serta kolaborasi terkait masalah karet mulai dilaksanakan guna melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet.

Strategi Pemerintah dalam pembentukan satgas khusus karet ini, nantinya sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet.

Apa yang dibutuhkan petani karet mulai dari peningkatan mutu, pembentukan UPTD, mudah mendapatkan pupuk, asam semut, hasil panen yang memiliki kualitas baik dan harga yang tinggi bagi petani karet di Sumsel.

“Satgas melakukan upaya edukasi untuk meningkatkan mutu dan pengawalan mutu yang sudah jadi. Dengan pengawalan yang dilakukan satgas, sehingga tidak bisa dimanfaatkan orang-orang yang akan mengambil keuntungan pribadi. Pengawalan akan dilakukan satgas dimulai dari UPTD,” ungkapnya.

Sedangkan Ketua Gapkindo Sumsel Alex K Edy menuturkan, dengan adanya satgas khusus karet ini bisa memberikan kabar baik bagi para petani karet di Sumsel.

Sehingga, nantinya petani karet bisa mendapatkan harga yang tinggi sesuai dengan harga karet dunia setelah dipotong biaya produksi.

Harga karet bisa dilihat dari Sikom, sekarang harga karet dunia kisaran 1.33 us dolar per kg. Sedangkan di Sumsel saat ini di UPBB kisaran harga Rp 8.000, ada pula yang Rp 5.000.

Perbedaan harga itu lantaran karet dari petani kualitasnya di bawah standar dunia.

Kendala lain yang biasanya dihadapi bukan hanya karet yang masih di bawah standar, akan tetapi sekarang ini kendala infratruktur dari petani ke pabrik juga mnejadi kendala.

“Saat ini produksi karet Sumsel sebanyak 1.2 juta ton per tahun. Konsentrasi di tahun 2019, untuk peningkatan pemakaian karet dalam negeri. Seperti wacana dari Gubenur Sumsel untuk membuat pabrik ban motor di Sumsel,” ungkapnya.

 

Sumber : http://sumsel.tribunnews.com/2019/02/12/polri-bentuk-satgas-karet-tugasnya-beri-pengawalan-pengangkutan-penyuluhandan-edukasi?page=2