Permintaan Minyak Sawit Ke China, Bangladesh, Pakistan Naik

JAKARTA – Merujuk laporan akhir tahun Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), ekspor minyak sawit khususnya Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya ke beberapa negara tujuan utama terjadi peningkatan khususnya ke pasar China, Bangladesh, Pakistan, negara-negara Afrika dan Amerika Serikat.

Tahun 2018 lalu, China membukukan peningkatan impor mencapai 4,41 juta ton atau naik 18% dibandingkan dengan tahun 2017 lalu yang hanya  sebesar 3,73 juta ton.

Peningkatan impor tersebut diikuti negara Bangladesh yang naik sekitar 16%, lantas di negara-negara Afrika permintaan naik sebanyak 13%, Pakistan melonjak 12% dan Amerika Serikat naik sekitar 3%.

Peningkatan dibeberapa negara tersebut, kata Ketua Umum GAPKi, Joko Supriyono, berbading terbalik dengan pasar minyak sawit di India yang tercatat menurun sekitar 12% dari  7,63 juta ton di 2017 melorot menjadi 6,71 juta ton di 2018. Penurunan impor juga terjadi di Timur Tengah yang turun sekitar 9% dari 2,12 juta ton di 2017 menjadi1,94 juta ton

Demikian juga di permintaan minyak sawit di Uni Eropa yang tercatat turun sekitar 5%, dari 5,03 juta ton pada 2017 melorot menjadi 4,78 juta ton di 2018. Kata Joko, penyebab turunnya impor minyak sawit India di 2018 lalu sebagai akibat dari kebijakan pemerintah India yang menaikan bea masuk impor CPO mencapai 44% dan refined produk sekitar 54%. “Dimana kebijakan itu berlaku mulai 1 Maret 2018. Pemberlakuan regulasi ini telah menyebabkan impor minyak sawit India menurun tajam, khususnya di bulan April dan Mei,” kata Joko, saat konferensi pers yang dihadiri, Rabu (6/2/2019).

Namun kemudian, keadaan mulai membaik setelah India mengalami perselisihan dagang dengan Amerika Serikat yang berujung pada India melaporkan kasus perselisihan dagang ke WTO dan menaikkan tarif bea masuk kedelai.

 

Sumber : https://www.infosawit.com/news/8752/permintaan-minyak-sawit-ke-china–bangladesh–pakistan-naik