Menko Darmin Sebut Sawit Lebih Efisien dari Komoditas Lain

Jakarta- Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan budi daya kelapa sawit lebih efisien ketimbang minyak nabatilainnya. Efisiensi ia nyatakan setelah menerima laporan Satuan Tugas Kelapa Sawit International Union for Conservation of Nature (IUCN) bertajuk analisis obyektif tentang dampak kelapa sawit terhadap keanekaragaman hayati secara global.

Mengutip laporan tersebut, Darmin mengatakan produksi 1 ton kelapa sawit hanya memerlukan luas lahan sebesar 0,26 hektare (ha). Kebutuhan lahan tersebut jauh lebih kecil ketimbang kebutuhan lahan untuk produksi 1 ton minyak matahari yang butuh lahan 1,43 ha.

Kebutuhan tersebut juga jauh lebih kecil jika dibandingkan lahan seluas 2 ha yang diperlukan untuk memproduksi 1 ton minyak kedelai.

Berkaca dari hal tersebut, ia berharap laporan satgas bisa meredam kampanye negatif atas kelapa sawit, utamanya berasal dari Uni Eropa. Sebab, dengan lahan yang lebih efisien, artinya potensi deforestasi dari kegiatan kelapa sawit sebenarnya lebih kecil.

“Dewasa ini ada upaya untuk melakukan kampanye tidak benar terhadap sawit di Indonesia. Padahal, kami lihat di sini bahwa kelapa sawit sangat berkaitan dengan kehidupan orang banyak. Sehingga, studi ini jadi basis yang bagus untuk dikembangkan lebih lanjut,” jelas Darmin di kantornya, Senin (4/2).

Selain itu menurut dia, efisiensi lahan dari kegiatan kelapa sawit semakin membuktikan bahwa kelapa sawit adalah pilihan utama minyak nabati di masa depan. Saat ini, produksi minyak nabati dunia mencapai 165 megaton. Sementara kebutuhan 2050 mendatang akan naik 112,12 persen menjadi 310 megaton.

“Artinya, memahami bahwa kebutuhan minyak nabati dunia ini akan meningkat terus sampai 2050, maka kalau kelapa sawit tidak ditambah luasnya, akan dibutuhkan lahan yang luas sekali untuk memenuhi minyak nabati dari jenis lainnya. Ini tentu bukan solusi yang harus dipikul oleh dunia,” papar dia.

Meski permintaan naik, Darmin mengatakan pemerintah dan Indonesia tidak boleh jumawa dan terus memproduksi kelapa sawit. Ia mengatakan, pemerintah saat ini berupaya menurunkan ekspor minyak kelapa sawit dan mengalihkan sebagian produksi CPO ke hilirisasi produk sawit.

Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produk CPO dan turunannya pada tahun lalu mencapai 32,02 juta ton atau naik 3,1 persen dari realisasi 2017 yang mencapai 31,05 juta ton.

Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menghentikan izin perkebunan kelapa sawit sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit.

Kebijakan ditempuh agar kelapa sawit bisa lebih produktif namun tanpa mengesampingkan kehidupan hayati. “Studi ini jadi permulaan yang bagus, untuk melahirkan pemahaman yang baik dari berbagai pihak mengenai kelapa sawit,” papar dia.

sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190204122204-85-366289/menko-darmin-sebut-sawit-lebih-efisien-dari-komoditas-lain