Kalsel jadi percontohan kenaikan harga karet nasional

 

Banjarbaru,- Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi satu dari tiga provinsi yang menjadi percontohan kenaikan harga karet nasional melalui berbagai program yang akan digelontorkan oleh pemerintah pusat.

Kepala Dinas Perkebunan dan Perternakan Kalsel drh Suparmi di Banjarbaru, Kalsel, Rabu, mengatakan sebagai upaya meningkatkan harga dan kualitas karet nasional, pemerintah pusat menunjuk tiga provinsi yaitu kalsel, Sumatera Selatan, dan Jambi.

Program percepatan peningkatan kualitas dan harga karet tersebut antara lain melalui intensifikasi dan penguatan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).

“Intensifikasi diarahkan kepada perkebunan karet yang sudah menghasilkan dan sudah tergabung di UPPB,” katanya.

Beberapa intensifikasi tersebut berupa bantuan pupuk, herbisida, fungisida, dan bantuan asam semut yang selama ini membebani masyarakat.

Upaya penguatan UPPB tersebut, tambah dia, tujuanya untuk meningkatkan mutu dan harga jual bokar serta penguatan kelembagaannya.

“Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor meminta kepada saya, untuk mengawal program tersebut agar benar-benar berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir) Menurut dia, di Kalsel selama ini telah terbentuk 109 UPPB. Dari jumlah tersebut, 46 UPPB telah bermitra dengan pabrik “crumb rubber”, sehingga mendapatkan harga lebih baik.

Harga karet di tingkat petani masih cukup rendah dibandingkan harga karet di UPPB. Hal itu dikarenakan masih banyak petani karet yang belum bermitra dengan pabrikan, serta pengolahan bokar yang masih belum sesuai prosedur seperti belum menggunakan pembeku yang dianjurkan.

Keuntungan dengan bergabungnya petani karet di UPPB adalah selisih harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan petani karet yang menjual langsung ke pengepul.

“Selain itu, selisih harga yang bisa didapat petani mencapai Rp3.000-Rp4.000, untuk itu kami meminta para pekebun untuk bisa bermitra ke UPBB,” katanya.

Menurut Suparmi, selain intensifikasi, pemerintah juga akan melakukan peremajaan karet seluas 1.600 hektare. Luasan peremajaan tersebut meningkat, jika dibandingkan tahun 2018 yang hanya 680 hektare dan 2017 menjadi 1.500 hektare.

Luas areal tanaman karet mencapai 270.345 hektare dengan produksi per tahun sebesar 197.699 ton karet kering.

Pabrik pengolahan karet yang ada di Kalsel sebanyak 12 unit dengan kapasitas terpasang 274.900 ton per tahun, terdiri dari pabrik “crumb rubber” 10 unit dengan produksi SIR10 dan SIR20, serta pabrik RSS sebanyak dua unit.

sumber : https://kalsel.antaranews.com/berita/84023/kalsel-jadi-percontohan-kenaikan-harga-karet-nasional