Industri Kelapa Sawit Perlu Bentuk Koalisi Berkelanjutan

JAMBI – Dari target 15.700 hektare perkebunan sawit petani di Provinsi Jambi yang diremajakan pada 2018, hanya terealisasi sekira 5.900 hektare. Realisasi itu sekira 30 persen.

Target replanting itu diberikan pemerintah pusat kepada Pemerintah Provinsi Jambi, dengan anggaran mencapai Rp 5 triliun yang bersumber dari APBN.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal, mengungkapkan tidak tercapainya target yang ditetapkan karena sebagian petani masih ragu dan belum siap.

Ada sebagian petani yang sertifikat tanahnya digadaikan di bank. Selain itu, ada sebagian petani menganggap lahan pertaniannya masih menghasilkan dan mencukupi kebutuhanya dalam sebulan. Ada juga yang belum mau dilakukan clearing.

“Alasannya itu, padahal itu sudah berisiko. Banyak risikonya jika pohon sawitnya sudah terlalu tinggi memanennya sulit. Mereka belum tahu bahwa jika sudah di-reclearing mereka bisa menanam yang lain menjelang perkebunannya tersebut produksi lagi,” sebut Agusrizal.

Selain itu, menurut Agusrizal, terlambatnya anggaran untuk mendampingi petani menjadi juga faktor.

“Itu hanya diberikan 25 persen dan tidak disediakan cepat. Sudah mepet waktu di bulan Oktober baru diberikan. Terlalu berat untuk kita kan, anggaran untuk mengumpulkan petani untuk sosialisasi,” ujarnya.

Sumber : http://jambi.tribunnews.com/2019/02/14/ternyata-ini-penyebab-petani-sawit-di-jambi-tak-mau-replanting-agusrizal-beri-paparan