Indonesia Siap Lawan Diskriminasi Sawit UE Lewat WTO

Pangkalan Bun – Indonesia menegaskan tidak akan menerima rencana Uni Eropa (UE) untuk membatasi penggunaan minyak sawit karena dinilai sebagai pemicu deforestasi.

Pemerintah Indonesia, seperti ditegaskan Mahendra Siregar, mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang kini menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, berpendapat bahwa tingginya produksi minyak sawit justru menguntungkan dunia, karena dapat memenuhi permintaan global yang semakin meningkat.

Adapun RUU yang kini disiapkan UE untuk diundangkan, menilai bahwa pengembangan lahan sawit telah menyebabkan deforestasi dan penggunaan minyak sawit sebagai campuran biofuel harus ditiadakan pada 2030.

Indonesia sendiri berniat menentang rencana itu, yang dikenal sebagai EU Renewable Energy Directive (RED II), melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena dinilai bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas seraya menyebut metode yang dipakai untuk mendefinisikan aspek keberlanjutan hanya menguntungkan minyak nabati yang dihasilkan di negara-negara Barat, seperti minyak bunga matahari dan rapeseed.

“UE menginginkan posisinya sendiri, terutama dalam tataran global, yang selalu berbicara sebagai penganut perdagangan bebas, tapi justru bertindak sebaliknya,” kata Mahendra.

Ia juga mengatakan kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh minyak nabati jenis lain, dan tingginya produktivitas minyak sawit justru menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang diperkirakan mencapai sedikitnya 320 juta ton pada 2025.

Untuk memenuhi tingginya permintaan minyak nabati, kedelai butuh luasan lahan 10 kali lebih besar ketimbang lahan sawit, sementara untuk rapeseed enam kali lipat.

“Dalam konteks ini, minyak sawit jelas yang paling berkelanjutan,” kata Mahendra, yang juga executive director di Council of Palm Oil Producing Countries.

Tahun lalu, produsen biodiesel Indonesia memulai kembali aktivitas ekspor biofuel berbasis sawit ke Eropa, setelah WTO memerintahkan UE mencabut tarif anti-dumping menyusul gugatan oleh Indonesia.

 

Sumber : https://www.borneonews.co.id/berita/116610-indonesia-siap-lawan-diskriminasi-sawit-ue-lewat-wto