Perkembangan Biofuel China 1

Bagian I

Perkembangan biofuel di China telah mengalami tiga tahap berbeda, dari tahun 2002 sampai tahun 2004 adalah priode awal biofuel. Lima kota (Zhengzhou, Luoyang, Nanyang, Haerbin dan Zhaodong) dipilih untuk meluncurkan program Pilot-Pilot Bensin dengan menggunakan kendaraan. Pada tahun 2004, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) dan tujuan departemen lainnya memperluas areal uji ethanol, ke sembilan kabupaten demontrasi ditingkat provinsi dan perkotaan. Selama tiga tahun berikutnya, produksi ethanol tumbuh dengan cepat. Dengan campuran bensin 10% (E10) yang menyebar ke sembilan provinsi yang menyumbang sekitar 20% dari konsumsi bensin nasional pada Desember 2006. Pada bulan Desember 2006, pemerintah China mengumumkan untuk memperkuat peraturan masuk untuk menghindari dampak negatif terhadap keamanan pangan. Dan sistem ekologi, karena peraturan tersebut diberlakukan. Kecepatan ekspansi biofuel telah melambat secara signifikan dan kenaikan produksi terutama berasal dari perluasan kapasitas proyek yang ada.

Titik balik pada bulan Desember 2006 mengenai kebijakan yang ada dapat dijelaskan dari tiga aspek. Pertama, motivasi awal bahan bakar ethanol adalah memanfaatkan butiran tua, namun persediaan gandum berumur cepat dikonsumsi dan mendekati nol pada tahun 2006 (Shang, 2006). Kedua, harga pangan internasional mulai melonjak sejak tahun 2006. Indeks harga pangan internasional adalah 101,37 pada Januari 2006, meningkat menjadi 114,84 di bulan Desember dengan cepat (IMF, 2011). Bahkan kenaikan gandum domestik utama di China, yaitu jagung, gandum dan beras tidak terlalu banyak (Huang, et.al., 2010), masih merupakan implikasi kuat terhadap kerawanan pangan potensial. Ketiga, terjadi lonjatan dalam menerapkan kapasitas produksi baru, yang akan mengunakan biji-bijian segar sebagai bahan baku sehinggi menyebabkan masalah bahan bakar vs makanan di China.

Sumber : https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/berita-terbaru/perkembangan-biofuel-china/