Bandingkan Sawit Dengan Minyak Nabati Lainnya Dengan Adil

ROMA – Kegiatan safari diplomasi yang dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, belum lama ini di Italia,  harapannya publik mendapatkan perbandingan tiga produk utama pertanian yang menghasilkan minyak tersebut. “Jadi Kalau memang harus bersaing ya tidak apa-apa, minyak sawit bersaing dengn minyak bunga matahari atau dengan minyak kedelai,” ungkap Luhut

Lebih lanjut tutur Luhut, diakui atau tidak bunga matahari dan kedelai itu tidak memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan kelapa sawit, lantaran kelapa sawit mampu menghasilkan produksi 10 kali lipat dibandingkan dengan dua komoditas minyak nabati tersebut.

Sayangnay, tutur Luhut, perbandingan yang adil tidak pernah muncul akibat kampanye negatif yang memberikan stereotipe bahwa minyak sawit berdampak pada kerusakan hutan, membahayakan kesehatan manusia, dan mengganggu habitat hewan yang dilindungi.

Padahal faktanya industri kelapa sawit memberikan kontribusi tinggi pada ekonomi negara, contohnya menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan di negara-negara berkembang.

Jika kampanye yang tidak berkeadilan ini tidak diatasi, maka kendala terdekat bagi Indonesia akan terjadi pada 2021, di mana Parlemen Uni Eropa melarang impor sawit untuk penggunaan biofuels dan bioliquids termasuk biodiesel.

“Buat Indonesia ada hasil penelitian dari Stanford itu menunjukkan yang mampu mengurangi kesenjangan kita dari 0,41 ke 0,39 itu adalah palm oil (minyak sawit) dan satunya yang paling besar. Kalau komoditas tersebut terganggu akan berdampak pada juta orang dan membuka lebar kemiskinan,” tandas Menko Luhut.

Sumber : https://www.infosawit.com/news/8032/bandingkan-sawit-dengan-minyak-nabati-lainnya-dengan-adil